Sedangkan Mc Ginn (2006) menyatakan bahwa nenek moyang Suku Rejang berasal dari Tonkin Indocina. Mereka pindah ke Sumatera melalui Kalimantan berlayar ke Sumatera melalui Kalimantan berlayar menuju Serawak (Kalimantan Utara). Sebagian mereka  menetap disana dan tetap menggunakan Bahasa Rejang bahkan terdapat sungai bernama Sungai Rejang.Â
Baca juga : Tradisi Musyawarah "Mnok Kutei" Menjelang Acara Hajatan dalam Suku Rejang
Dari Serawak mereka berlayar melewati pulau Bangka Belitung menuju sungai Musi, kemudian menyimpang ke kanan menuju sungai Rawas sampai di daerah Rawas paling Hulu. Sebagian tinggal didaerah ini dan sebagian berlayar menelusuri sungai Rawas hingga ke gunung Hulu Tapus.
Menurut A. Samid Said dan Dicky Darmawan Butto sebagaimana dikutip Oleh Zulman Hasan dalam Bukunya Anok Kutai Rejang, Bahwa orang Rejang yang pertama datang ke bintunan bernama Rhe Hyang berasal dari Cina. Nama lengkapnya adalah Rhe Jang Hyang berasal dari Mongolia.Â
Pada tahun 2090 SM Rhe Jang Hyang dan kelompoknya mendirian sebuah perkampungan yang bernama Kutai Nuak didaerah Utara Napal Putih Bengkulu Utara.Â
Ia tinggal di Kutai Nuak hanya selama 50 tahun karena persediaan makanan sudah menipis dan terdesak imigrasi. Rhe Jang Hyang berserta keluarganya pindah ke daerah Pinang Belapis.Â
Daerah kabupaten Lebong dan Kabuapten Kerinci Jambi Sekarang. Menurut para ahli sejarah semua orang Rejang yang tersebar itu berasal dari Pinang Belapis. Kala itu daerah Rejang bernama Renah Sekalaw/Pinang Belapis kini disebut Lebong.
Penuturan Para ahli tentang Lebong sebagai wilayah asal suku Rejang diperkuat tambo-tambo dan cerita-cerita dengan lisan yang diwarisi secara turum temurun dari orang tua-tua Suku Rejang. Dalam Sebuah Naskah Klasik yang sekarang disimpan Oleh Ruttama, mantan imam desa Suko Kayo Lebong,Nene Moyang suku Rejang pertama sekali tinggal di danau besar di gunung Hulu Tapus. Fakta ini sesuai dengan cerita-cerita yang diwarisi secara turun-temurun.
Menurut Sejarah yang tidak tertulis, Suku Rejang berasal dari empat petulai; Juru Kalang, Bermani, Selupu dan Tubai. Keempat petulai dipimpin oleh Seorang Ajai. Keempat ajai dimaksud adalah; Ajai Bintang. Ajai BegelanMato, Ajai Siang dan Ajai Tiea Keteko.
Dikisahkan juga bahwa pada masa pemerintahan Ajai-Ajai ini datang keempat orang bersaudara putera Ratu Kencana Unggu dari Majapahit, masing-masing bernama ; Biku Sepanjang Jiwo, Biku Bijenggo, Biku Bembo dan Biku Bermano. Karena arif dan bijaksana, sakti dan pengasih, keempat biku tersebut diangkat oleh keempat petulai yang ada saat itu sebagai pimpinan mereka.