Mohon tunggu...
Mukmin
Mukmin Mohon Tunggu... Wiraswasta - .

Bukan anak Presiden, hanya orang biasa

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Tingkat Serangan Siber Turun di Indonesia, Browser dan USB Jadi Sasaran Utama

8 November 2023   00:10 Diperbarui: 8 November 2023   00:33 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penelitian terbaru dari Kaspersky untuk Kuartal III (Juli-September) 2023 mengungkapkan serangan siber di Indonesia mengalami penurunan. Browser menjadi jalur yang paling sering digunakan untuk peretasan online, sementara USB menjadi favorit untuk peretasan offline.

Laporan tersebut didasarkan pada data dari pengguna yang ikut serta dalam Kaspersky Security Network (KSN) secara sukarela. Hasilnya menunjukkan dua jenis ancaman utama:

1. Ancaman Online

Serangan siber melalui internet mengalami penurunan sebesar 22,49 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Serangan melalui browser menjadi metode utama penyebaran program berbahaya. Penjahat siber memanfaatkan kerentanan dalam browser dan plugin-nya, serta teknik rekayasa sosial untuk menembus sistem. Selama Q3 2023, 22,1 persen pengguna diserang melalui web, menempatkan Indonesia pada peringkat ke-93 di dunia dalam hal bahaya penjelajahan web.

2. Ancaman Offline

Data ini mengungkap seberapa sering pengguna diserang oleh malware melalui perangkat USB yang dapat dilepas, CD, DVD, dan metode offline lainnya. Terjadi penurunan sebesar 10,65 persen serangan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Worm dan virus file adalah penyebab mayoritas insiden siber lewat jalur ini.

Meskipun terjadi penurunan serangan, Kaspersky memperingatkan bahwa terdapat peningkatan kerentanan seiring dengan adopsi teknologi baru seperti kecerdasan buatan (AI) dan Internet of Things (IoT).

Yeo Siang Tiong, General Manager untuk Asia Tenggara di Kaspersky, mendorong kolaborasi antara individu, perusahaan, pemerintah, dan pemangku kepentingan untuk terus meningkatkan pertahanan online terhadap ancaman yang terus berkembang.

Untuk menghindari risiko ancaman siber, pengguna disarankan untuk:

  • Memeriksa tautan dalam email dengan cermat sebelum mengklik, dan jangan terlalu percaya pada nama pengirim.
  • Hanya mengunduh aplikasi dari sumber terpercaya.
  • Memperhatikan izin yang diminta oleh aplikasi saat instalasi.
  • Gunakan koneksi internet yang berkualitas dan aman, hindari menggunakan peralatan kerja untuk keperluan pribadi atau sebaliknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun