El Nino menyebabkan musim kemarau menjadi lebih panjang dari biasanya. Hal ini telah mengakibatkan kegagalan panen di beberapa wilayah, yang pada gilirannya memicu kenaikan harga pangan dan komoditas lainnya.
DampakMenyikapi situasi ini, Ketua DPP LDII, Rulli Kuswahyudi menyatakan, musim kemarau yang berkepanjangan telah menyebabkan saudara-saudara kita di berbagai wilayah mengalami krisis air bersih. Keadaan ini menurunkan standar kualitas hidup mereka.
Dalam menghadapi musibah yang menimpa berbagai wilayah di Indonesia, berbagai pihak diharapkan untuk memberikan bantuan, terutama dalam bentuk pasokan air bersih.
Koordinator Bidang Komunikasi, Informasi, Media DPP LDII ini menekankan pentingnya respons cepat dalam menyalurkan bantuan air bersih ke berbagai wilayah di Indonesia.
Selain memberikan bantuan, Rulli juga mengingatkan akan pentingnya menjaga alam dan lingkungan, sehingga kita dapat mempertahankan ketersediaan air. Ia menegaskan, bencana ekologi sering kali disebabkan oleh campur tangan manusia dan kita seharusnya mengambil pelajaran dari musibah ini untuk menghindari peristiwa serupa di masa depan.
DPP LDII bekerja sama dengan DPD LDII di beberapa wilayah, seperti Gunungkidul, Kulon Progo, Wonogiri, Klaten, dan Sukoharjo, untuk mendistribusikan puluhan ribu liter air bersih.
Pendistribusian air bersih ini dilakukan secara bertahap di beberapa desa dengan melibatkan aparat instansi terkait dan tokoh-tokoh masyarakat setempat. Kegiatan ini juga merupakan bagian dari Road to Rakernas LDII 2023 dan memperingati Hari Sumpah Pemuda. Di beberapa daerah, juga diadakan salat Istisqo sebagai upaya untuk memohon turunnya hujan.
Warga LDII di Jawa Timur, mengikuti imbauan Gubernur Khofifah Indar Parawansa dengan menggelar salat Istisqo.
Menurut Habib Ubaidillah, Pengasuh Pondok Pesantren Al Ubaidah di Kertosono, Nganjuk, salat Istisqo merupakan sunah Rasulullah SAW yang dilakukan ketika umat menghadapi cobaan berat akibat kemarau yang panjang.
Habib Ubaidillah juga menegaskan, dalam menghadapi kemarau panjang, kesabaran adalah kunci. Situasi sulit seperti ini pasti memiliki hikmahnya.
Ia mengingatkan bahwa apa yang kita alami saat ini bukanlah siksaan, tetapi peringatan dan di baliknya Allah telah menyiapkan hikmah dan pahala besar bagi orang-orang yang beriman.
Untuk mengatasi bencana kekeringan, Ketua DPP LDII, Rubiyo, menyarankan pemerintah dan masyarakat untuk selalu memantau perkiraan curah hujan dan potensi bencana hidrometeorologi. Ia juga mengingatkan pentingnya mengatasi kerawanan pangan dengan menjadwalkan penanaman yang tepat dan berkurangnya risiko.
Menurut Rubiyo, jika terjadi anomali iklim, risiko serangan hama atau serangga terhadap tanaman sangat besar. Oleh karena itu, kita harus menggunakan varietas tanaman yang dapat beradaptasi dengan kondisi seperti ini dan yang tahan kekeringan, berumur pendek, serta hemat air.
Rubiyo juga menekankan, dalam masalah pangan, kita tidak boleh terlalu fokus pada beras. Indonesia memiliki berbagai sumber pangan lain yang dapat diandalkan, seperti jagung, singkong, dan sagu. Varietas tanaman ini dapat dijadikan sebagai sumber pangan alternatif selain beras.
Rubiyo, yang juga merupakan peneliti Ahli Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menambahkan, petani dapat mengambil langkah-langkah mitigasi untuk menjaga cadangan air dan mencegah dampak El Nino. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah memanfaatkan infrastruktur seperti embung dan dam parit.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H