Mohon tunggu...
Mukmin Wella
Mukmin Wella Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Terima Kasih Kami Sudah Diajak ke Pulau Cantik Ini

13 September 2018   15:25 Diperbarui: 13 September 2018   15:32 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maginti masih terdengar asing bagi sebagian orang, sangat sedikit wisatawan yang mengetahui keberadaaan wilayah kecil ini. Maginti secara umum merupakan sekumpulan gugusan pulau-pulau kecil yang berada di Muna Barat, Sulawesi Tenggara. Daya tarik utama pulau-pulaunya adalah pantai yang luar biasa cantik, keistimewaanya bisa menyaksikan sunset juga sunrise dalam satu tempat yang sama. Maginti bak seorang gadis cantik memiliki pesona yang mampu memikat hati siapa saja yang melihatnya.

Ada banyak alternatif jalur transportasi yang dapat ditempuh ketika menuju ke Maginti, yakni melalui Kabupaten Bombana, Buton Tengah, dan Kota Raha.

Pintu utama menuju ke Maginti adalah melalui Bandara Sugi Manuru Muna Barat dan Pelabuhan Laut Nusantara Raha, jika menggunakan kendaraan bermotor bertolak dari Bandara dapat ditempuh selama 1 jam sedangkan dari Kota Raha 1 Jam 30 menit menuju Dermaga Tondasi atau Dermaga Pajala kemudian selanjutnya Anda harus naik speedboat lagi selama 35 menit menuju spot-spot wisata Maginti.

 Jika tak memiliki kendaraan sendiri untuk menuju ke Dermaga Tondasi dan Pajala Anda bisa menggunakan transportasi umum yang banyak tersedia di depan terminal bandara dan terminal Pelabuhan Nusantara Raha dengan tarif Rp. 40.000 - Rp. 60.000/orang.

Waktu terbaik melakukan perjalan ke Maginti yaitu pada bulan Februari - November karena saat itu cuaca sedang bersahabat. Ketika mengunjungi pulau-pulau yang ada di Maginti kita merasa seakan-akan pulau-pulau tersebut menjadi milik pribadi karena suasananya yang tenang, jauh dari hingar bingar keramaian seperti di tempat lain yang dipenuhi oleh wisatawan. Saat malam hari di bawah purnama suara ombak menjadi teman setia Anda dalam suasana sepi, tentunya ini akan menambah kenikmatan suasana malam Anda saat berada di sana.Kali ini saya bersama Good Day Traveler dan beberapa teman dari Ikatan Traveler Buton merasa beruntung karena bisa berkunjung ke sana. Trip kali ini diawali dari  perbincangan ringan beberapa teman yang mempunyai keinginan untuk mengeksplore lebih banyak lagi spot-spot baru di Sulawesi Tenggara terutama daerah baru seperti Maginti, tujuannya adalah agar potensi wisata yang dimiliki oleh Maginti dapat terangkat dan diketahui oleh banyak wisatawan.

"Yuuk minggu depan kita ke Maginti, di sana banyak pulau eksotis lho, bang", itu ajakan salah seorang sahabat . Tanpa pikir panjang saya mengiyakan saja ajakan tersebut, apalagi kaki sudah terasa gatal ingin menapakkan jejak kaki lagi ke tempat-tempat baru.

 Agenda dimulai dengan menentukan hari keberangkatan, mempersiapkan segala kebutuhan yang diperlukan selama di sana. Tak banyak informasi yang kami miliki sebelumnya tentang keadaan Pulau Maginti dan sekitarnya. Olehnya itu, kami menyiapkan segalanya dengan baik agar perjalanan selama di sana berjalan lancar.

Kami bertujuh memilih berangkat lebih pagi agar cepat sampai. Karena wilayah tempat kami tinggal tidak jauh dari Muna Barat tepatnya di Kota Baubau, maka jalur terdekat yang dipilih untuk  menuju ke Maginti adalah melalui Dermaga Wamengkoli, Buton Tengah dengan menumpang kapal penyeberangan ASDP.

Perjalanan dilanjutkan dengan mengendarai sepeda motor menuju Desa Kambara yang juga masih wilayah Muna Barat dengan jarak tempuh 90 km. Sebelumnya di sana kami telah melakukan janji dengan bang Yan salah seorang Staf Dinas Pariwisata Kab. Muna Barat yang bersedia mengantar dan menemani kami mengeksplore pulau-pulau yang ada di Maginti.

Dalam keadaan normal, perjalanan menuju Kambara membutuhkan waktu sekitar 3 jam dari Kota Baubau. Bagi traveler harus menyiapkan tambahan waktu untuk mengantisipasi kendala yang dihadapi selama perjalanan karena jalan menuju ke Kambara belum sepenuhnya dikatakan baik, sewaktu-waktu kendaraan dapat mengalami pecah ban seperti yang kami alami sebelumnya. 

Lagi asyik jalan sambil menikmati pemandangan, Rino menghentikan laju kendaraan kami. "Bang berhenti dulu, Heddin pecah ban lagi" katanya. Waduhh, ada apa ini? Kok belum sampai tujuan sudah dua kali pecah ban. Yah sudahlah itung-itung mengistrahatkan badan yang memang sudah capek sedari tadi di atas motor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun