Mohon tunggu...
Muklisin Said
Muklisin Said Mohon Tunggu... Politisi - Mahasiswa yang kritis

Berfikir dan zikir

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Matinya Demokrasi

14 April 2022   02:19 Diperbarui: 14 April 2022   02:21 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lefort menuliskan "lokus kekuasaan dalam demokrasi) adalah tempat kosong (empty place), tidak dapat ditempati sepenuhnya (occupied) -- sedemikian rupa sehingga tidak ada individu dan kelompok yang dapat bersenyawa sepeuhnya dengannya (cosubstantial)- dan tidak dapat diwakili (represented)". Bahwa tidak satu pihak pun, baik itu pribadi ataupun kelompok yang dianggap bisa menjadi representasi sepenuhnya dari kekuasaan dalam demokrasi.

Dengan kata lain demokrasi adalah upaya untuk melakukan demitologisasi secara terus menerus terhadap segala upaya untuk mempersonifikasi kekuasan. Demitologisasi ini dilakukan melalui pembatasan wewenang kekuasaan, suksesi kepemimpinan di semua level kekuasaan, dan dilindunginya hak untuk menjadi oposisi politik dan menyampaikan kritik terhadap rezim.

Demokrasi sebagai "ruang kosong" berarti tidak ada satu pihak pun yang bisa merasa "memilikinya", mereka hanya menempatinya untuk sementara dan dikosongkan Kembali saat suksesi kepemipinan untuk mencari "penghuni" yang dianggap paling kompeten mewakili "nurani" rakyat.

Robertus Robet dalam "Yang-Politik dan Demokrasi dan Demokrasi Sebagai Ruang Kosong ; Filsafat Politik Claude Lefort" (2003), menuliskan bahwa apabila kita menganggap kekuasaan dalam demokrasi sejatinya adalah sebuah ruang koosng, dan demokrasi merupakan manifestasi kedaulatan rakyat, maka di sinilah terjadi semacam paradoks dalam demokrasi.

Sejalan dengan Lefort, Slavoj Zizek berpendapat bahwa rakyat yang memiliki kedaulatan tidak dapat secara langsung mendaulat diri mereka sendiri, sehingga bidang kekuasan yang merupakan tempat bagi kedaulatan rakyat, mesti senantisas dibiarkan kosong. Pihak yang ingin menduduki ruang kosong kekuasaan tersebut, hanya bisa mendudukinya secara temporal.

Lalu apakah totalitarianisme itu ?, jika kita menggunakan gagasan Lefort di atas, totalitarianisme adalah segala upaya untuk mendakung"diri" (baik pribadi ataupun kelompok) bahwa dirinya merupakan repsresentasi sepenuhnya dari ruang kosong demokrasi.

Totalitarianisme adalah setiap klaim untuk mengatasnamakan rakyat dalam ruang kosong demokrasi secara permanen. Sehingga dalam totalitarianisme senantiasa ada upaya penggelembungan kekuasaan, mitologisasi sosok politik tertentu, dan upaya mempersonifikasi bangsa dan negara ke dalam sosok pribadi tertentu.

Jika gejala demikian semakin terang di depan mata, maka tak ada pilihan lain menurut Jacques Ranciere, demos (rakyat yang dimarjinalkan elit) mesti melakukan protes, dan salah satu bentuknya adalah dengan "turun ke jalan".

MUKHLIS SS

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun