Mohon tunggu...
muklisin purnomo
muklisin purnomo Mohon Tunggu... Guru - Guru Ngaji

Penggiat Literasi Dakwah di Kulon Progo

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ramadhan Bulan Penuh Keajaiban

23 Maret 2023   00:50 Diperbarui: 23 Maret 2023   00:48 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Setiap kali Ramadhan tiba maka akan banyak dijumpai berbagai keajaiban yang jarang ditemukan di 11 bulan lainnya. Pada bulan ini mudah sekali bagi kita menemukan seseorang melakukan ibadah shalat witr dan qiyamul lail dengan rutin bahkan seolah terkesan tidak afdhal jikalua tidak qiyamul lail. Padahal di bulan-bulan lainnya seolah amaliah sunnah tersebut rasanya berat sekali untuk di laksanakan, alih-alih di rutinkan. Di bulan ini orang rela terjaga menahan kantuk hingga larut malam demi melantunkan ayat-ayat suci al-Qur'an. Masjid, mushala yang biasa hanya diisi oleh generasi beruban usia lanjut, tetiba menjadi semarak dan penuh, bahkan takmir harus menambah tenda karena kapasitasnya tidak lagi mampu menampung antusiasme jamaah dalam beribadah. Orang berlomba-lomba menyisihkan hartanya demi menyediakan iftar atau sekedar takjil bagi orang ingin berbuka.

Keistimewaan demi keistimewaan ada sejak munculnya sejak hilal ditetapkannya masuk bulan suci seolah didesain sebagai bulan yang menginpirasi setiap muslim untuk  meningkatkan kuantias dan kualitas dalam beribadah, menjauhkan sikap malas-malasan suka berpangku tangan dan lalai. Ramadhan memberi motivasi kepada setiap orang yang melakukan shaum dengan ganjaran yang berlipat ganda, lebih dari tujuh puluh kali lipat dari pahala ibadah yang di luar bulan Ramadhan.

"barang siapa yang mendekatkan diri (kepada Allah) dengan satu kebaikan di bulan Ramadhan, maka nilainya seperti melaksanakan amaliah wajib di lain bulan Ramaadhan. Dan barang siapa yang melaksanakan ibadah wajib di bulan Ramadhan, maka nilai pahalanya tujuh puluh kali lipat dari pada nilai pahala ibadah wajib di bulan-bulan selain Ramadhan (HR. Ibnu Khuzaimah).

 Di bulan suci ini jalan-jalan ketaatan seolah terbuka lebar, jalan menuju ibadah dilapangkan; pintu-pintu menuju jalan kemaksiatan ditutup rapat. Syaitan yang biasa memberikan gangguan kepada orang-orang yang melakukan berpuasa dibelenggu, sehingga mereka ketidak memiliki keleluasaan menjalankan kejahatannya sebagaimana di bulan-bulan lainnya. Abu Hurairah meriwayatkan hadis, bahwa Nabi pernah bersabda:

Ketika Ramadhan tiba, pintu-pintu surga -semuanya-dibukakan, pintu-pintu neraka terkuncim dan setan-setan terbelenggu (HR. Bukhari).

Sehingga sungguh aneh jika sampai hari ini masih merasa berat dengan hadirnya bulan Ramadhan, beranggapan bahwa Ramadhan telah merampas kebebasan dan kemerdekaannya. Atau hanya biasa-biasa bahwa Ramadhan atau ritual tahunan yang datang silih berganti sebagaimana bulan-bulan lainnya. Tentu anggapan itu mencerminkan bahwa hatinya sedang sakit imbas dari noda-noda dosa yang dilakukannya setiap hari. Bagaimana tidak,  seseorang cukup dengan bergembira saja dengan datangnya bulan suci akan mendapat anugrah pembebasan dari siksa api neraka. Tentu kegembiraan yang dia rasakan bukan seperti rasa gembira yang yang melekat pada anak-anak kecil Ketika menyambut Ramadhan. Mereka gembira karena bisa bermain-main dengan teman-temannya, aneka makanan lezat tersaji di meja makan, mushala, masjid, Lembaga-lembga keamaan menyedikan makanan-makanan gratis, bebas menyalakan petasan dan janji pakaian baru di hari raya nanti. Kegembiraan harus muncul dari sebuah kesadaran bahwa Ramadhan menyediakan banyak keutamaan, pelipat gandaan pahala dan penghapusan dosa.

            Ramadhan adalah madrasah pembinaan iman dan taqwa yang menyajikan berbagai menu latihan yang mengandug nilai-nilai edukatif yang bertujuan menggali semaksimal mungkin potensi kaum muslim dalam melaksanakan ibadah maupun komitmen pada perbaikan akhlak dan perilaku yang patut menurut syariat Islam. di dalam madrasah ini setiap muslim mendapatkan pelajaran tentang ketaqwaan, meningkatkan kewadapadaan terhadap segala perilaku menyimpang, melatih keikhlasan, penucian hati. Di situ mereka menerima berbagai latihan ilmu terapan yang nantinya bisa diaplikasikan dalam penyucian jiwa, pengekangan hasrat yang tidak bisa kendalikan. Pada kesempatan itu mereka juga berlatih sabar, memiliki sikap empati dan simpati terhadap orang lain, pengendalian lisan, ukhuwah dan sebagainya.

            Momentum Ramadhan yang sarat dengan berbagai keajaiban dan keistimewaan   ini mestinya mendorong seorang muslim untuk terlibat aktif di dalamnya dan melahap semua menu latihan yang sudah  disediakan dengan penuh semangat dan antusiasme agar nantinya  mampu meraih sertifikat ketaqwaan sebagaimana janji Allah. Bagi orang mampu menjalani pendidikan Ramadhan telah disediakan peleburan dosa, kelak jika masuk surga mendapatkan pintu khusus yang disebur ar-Rayyan.

            Menjalani menu latihan yang telah disediakan oleh Ramadhan memang terasa melelahkan bagi sebagian orang. Tidak mengherankan jika para peserta training Ramadhan banyak yang berguguran di tengah jalan, mereka menyerah sebelum mencapai finish. Apakah mungkin ini yang ditengarai oleh al-Qur'an: wa khuliqal insanu dlaifa (QS. An-Nisa':28). Manusia sering kelihatan lemah di saat dia harus melakukan kebaikan. Karena memang seringkali semangat di hari pertama, berbeda di hari kedua, ketiga dan seterusnya.

            Meski Ramadhah baru dapat sepertiga seolah Ramadhan telah selesai. Orang sudah Kembali ke habitat aslinya, melakukan rutinitas dan kesibukan sebagaimana hari-hari biasa. Orang yang yang memang biasanya jarang ke masjid tidak nampak lagi dalam barisan shalat tarawih maupun jamaah fardhu, yang tersisa hanyalah orang yang memang pada hari-hari biasa memiliki komitmen untuk memakmurkan masjid.  Semangat membuka mushaf, melototi huruf-huruf al-Qur'an kian meredup tergantikan lagi godaan mata melihat gawai. Yang menjadi perhatian justru kesibukan-kesibukan duniawi menyambut hari raya, persiapan bekal mudik, pernak-pernak lebaran, pusat-pusat perbelanjaan menjadi ramai berdesak-desakkan.

Karenanya memang tidak terbantahkan adalah kesuksesan Ramadhan terletak pada keistiqamahan seseorang dalam menjalani seluruh kebaikan di dalamnya hingga Ramadhan berakhir. Hanya orang-orang yang sudah mempersiapkan dirinya dengan baik, mau menyerap hikmah-hikmah  dibalik Ramadhan sajalah yang mampu memenangi perlombaan kebaikan yang diselenggarakan pada bulan ini.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun