Mohon tunggu...
Mukhtar Luthfi Ansori
Mukhtar Luthfi Ansori Mohon Tunggu... Psikolog - Mahasiswa

Saya adalah Mahasiswa yang sedang mengampu PMM di Desa Dilem

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Implementasi Token Ekonomi: Mahasiswa PMM UMM Giat Meningkatkan Motivasi Mengaji Anak TK Muslimat NU 16 Hasan Ahmad

24 Februari 2024   17:19 Diperbarui: 24 Februari 2024   17:21 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bersama anggota PMM, pengajar, serta murid TK Muslimat NU 16 Hasan Ahmad. (dokpri)

Pengabdian Masyarakat Oleh Mahasiswa (PMM) di Universitas Muhammadiyah Malang merupakan suatu kewajiban bagi seluruh mahasiswa yang sedang aktif di perguruan tinggi tersebut. Kegiatan ini menunjukkan kontribusi mahasiswa terhadap masyarakat, dan pada tanggal 22 Januari 2024, kelompok 38 gelombang 3 melaksanakan PMM sebagai bentuk nyata dari keterlibatan mereka. PMM dijadikan sebagai wadah bagi mahasiswa untuk menyumbangkan berbagai kegiatan positif kepada masyarakat. Kegiatan ini bertujuan untuk menerapkan hasil Hilirisasi dari penelitian yang dilakukan oleh Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

Kelompok ini terdiri dari Mukhtar Luthfi Ansori, Aryan Dafa, Hudan Aqil, Najwa Alkatiri, dan Mezalona, yang semuanya merupakan mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Malang. Mereka mendapatkan bimbingan dari Ibu Sofa Amalia, S.Psi., M.Si., yang menjabat sebagai Dosen Pembimbing Lapangan (DPL).

Dalam konteks psikologi, istilah "Token Ekonomi" merujuk pada suatu sistem yang menggunakan token sebagai bentuk penguatan atau hadiah untuk mengubah perilaku seseorang. Sistem ini digunakan dalam berbagai setting, termasuk pendidikan, kesehatan mental, dan manajemen perilaku.

Dalam sebuah langkah inovatif, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang telah merancang solusi yang mengubah paradigma kegiatan keagamaan di kalangan anak-anak. Melalui implementasi sistem token ekonomi, mereka tidak hanya memberikan dorongan kepada anak-anak untuk aktif dalam kegiatan mengaji, tetapi juga menciptakan lingkungan belajar yang lebih interaktif dan bermakna.

Belajar menulis huruf hijaiyah.. (dokpri)
Belajar menulis huruf hijaiyah.. (dokpri)
Langkah pertama dalam implementasi konsep ini melibatkan kolaborasi antara mahasiswa dan pihak sekolah. Bersama-sama, mereka merancang sistem token yang tidak hanya memberikan pengakuan atas prestasi anak-anak dalam mengaji, tetapi juga memberikan ruang untuk pertumbuhan dan motivasi yang lebih besar.Proses sosialisasi merupakan kunci utama keberhasilan. Melalui kegiatan sosialisasi yang kreatif, anak-anak tidak hanya memahami konsep token ekonomi, tetapi juga merasakan antusiasme dan semangat yang ditanamkan oleh para mahasiswa.

Pemberian token sebagai bentuk penghargaan bukan hanya menjadi sistem insentif, tetapi juga menjadi penanda prestasi dalam perjalanan belajar anak-anak. Token ini nantinya dapat ditukarkan dengan reward yang dirancang untuk merangsang rasa ingin tahu dan minat belajar.

Token yang digunakan dalam peningkatan motivasi.. (dokpri)
Token yang digunakan dalam peningkatan motivasi.. (dokpri)
Hasil positif tidak hanya terbatas pada peningkatan partisipasi dan motivasi belajar anak-anak. Konsep ini juga menciptakan hubungan yang lebih erat antara sekolah, mahasiswa, dan orang tua. Dengan melibatkan orang tua dalam pemantauan dan dukungan terhadap perkembangan anak-anak, lingkungan belajar tidak hanya terfokus di sekolah, tetapi juga merambah ke dalam lingkungan keluarga.

Penukaran token sebagai reward.. (dokpri)
Penukaran token sebagai reward.. (dokpri)
Dengan demikian, implementasi token ekonomi oleh mahasiswa Muhammadiyah Malang di TK Muslimat NU 16 Hasan Ahmad Kepanjen bukan hanya menciptakan insentif belajar, tetapi juga mengukuhkan dasar moral dan karakter keagamaan sejak dini. Keberhasilan langkah inovatif ini membuka pintu untuk pendekatan lain dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi masa depan generasi muda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun