Oleh: Mukhtar Habib
Gadis belia itu ternodai oleh tangan tak bertanggung jawab
Bujuk rayunya membius urat syaraf melumpuhkan jasad
Kala itu mungkin  sesuatu yang tak ingin dilaluinya
Menerangkannya pun dia enggan, selayaknya seutas benang dalam kegelapan
Mungkin saat ini nasib penuh keheninganÂ
Dan selalu bertanya-tanya sendiri, "ini takdir Tuhan atau tidak?"
Jika iya, tidakkah Engkau bertanya kepada ku dulu
Agar aku bertanya kepadamu bagaimana rasa sakitnya
Tuhan ketidakadilan ini apakah berasal hatinya?
Tuhan apakah dia merasakan apa yang telah dia perbuatÂ
Tuhan egaliter apakah ini yang Engkau buat, atau dia yang membuat?
Kenapa dia memberikan sakit, kenapa tidak dia yang sakit?
Tuhan dia berharap Engkau memanggilnyaÂ
Mempertanggung jawabkan remuk di dadanyaÂ
Merusak jiwa, menggemakan delusi dan frustasi
Karena sedalam itu, dia menempuh dari kota Batavia itu hingga sampai ke kota Biru Deli Serdang
Deli Serdang, 2 Januari 2025
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI