Oleh: Mukhtar Habib
Isak langit tak hentiÂ
Bernuansa perih cantik tak terkatakanÂ
Melunglai letih dan kembali dari separas mati putri Sarasvati
Karena terlambat berhenti dan berpikir tahu
Pena ini lancar mengutarakannya di sanaÂ
Senyawa dengan sanubari namun kaku saat terdengar
Takut salah takut hilang
Mati kutu terpuruk, jendal dari atas melayang ke bawah
Sebuah maha karya dari tangan penuh kasih
Putih tak ternoda, melakoni Sulastri mahkota Swarnadwipa
Dan tak melupakan Putri Pandita dari semenjak pagi hingga subuh
Medan, 27 Januari 2025
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI