Oleh: Mukhtar Habib
Isak langit tak hentiÂ
Bernuansa perih cantik tak terkatakanÂ
Melunglai letih dan kembali dari separas mati putri Sarasvati
Karena terlambat berhenti dan berpikir tahu
Pena ini lancar mengutarakannya di sanaÂ
Senyawa dengan sanubari namun kaku saat terdengar
Takut salah takut hilang
Mati kutu terpuruk, jendal dari atas melayang ke bawah
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!