Oleh: Mukhtar Habib
Di sana, katanya kalah suap dari perempuan lemah di Elka Tiga Kelurahan Awan Kota Midun
Air matanya mengering kini jadi kemarahanÂ
Katanya tempat duduk itu kini tak terjamah olehnyaÂ
Ungkapan konkrit itu terekam bocor dari sosok wanita yang ditendang
Kala mendung itu tepat Jumat bulan  Desember tahun 2024 lalu wanita itu bercerita
Kepling Elka Tiga itu diganti pada tengah malam, usai pesta ulang tahun
Isak tangis sedih kala itu membuat iba
Angannya diterpa angin malam 1 November 2024
Tak tahu kenapa, Lurah di sana katanya sudah terang
Pesan busuk itu lahir dari atas garisnya, kata Lurah begitu saat minum kopi
Sebenarnya tak begitu berarti bagi ku, namun baginya adalah kehormatan
7 tahun lalu memupuk perjuangan dan pengorbanan sirna karena lagi-lagi garis itu
Niatnya tak ku lihat buruk, coretan tangan 23 kepala keluarga itu tak berguna
Matanya gelap, apa lagi akalnya melihat cara kontestasi kepling di Elka Tiga itu
Menyusuri ke sana, ku tatap gedung berumur seabadÂ
Warenhuis, ya itulah sebutannya, sepertinya Belanda punya nama
Dikitari lagi, Â bangunan-bangunan itu terpancang
Putih klasik melengkapi peradaban masa lampauÂ
Tapi tak serinci itu ceritanya, sebenarnya masih di awang-awangÂ
Malah selentingan terdengar, "Problematika Kasus Uang Suap di Elka Tiga"Â
Medan, 12 Januari 2025
  Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H