By: Mukhtar Habib
Nyaring terdengar suara dari kejauhan itu
Bergerak seperti suara gemuruhÂ
Cepat tak kilat menggetarkan dinding-dinding di sekitar ku
Kereta Api senja itu lewat di depan ku
Tut...tut...,tut..., suara itu beri makna pada ku
Suaranya nyaring seakan bilang ," Awaaas, Aku mau lewat"
Aku, waktu itu adalah bocil berumur 9 tahun
Riang mendengar kereta api senja kala itu
Besoknya lagi asa ku bertambah
Kudatangi stasiun lagi Â
Karena rasa heran ku menempel
Iya  menempel..., ingat ku di kening atas alis mata ku
Tanya ku besar, berharap menumpang di kereta api senja waktu itu
Ku lihat sosok ibu berseragam biru bertopiÂ
Memberi tumpangan, senyum menunduk cantikÂ
Di kereta api senja, berwarna kan merah pudar kelentukanÂ
Kereta api senja itu selalu melintas di depan ku
Jadikan ribuan kisah dalam hidup ku
Melintas sampai di atas muara sungai
Senyum kini hanya mengenangÂ
Kereta api senja...
Kereta api senja...
Suaranya mengingatkanku
Pelengkap kisah masa lalu ku
Medan, 11 Desember 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H