By: Mukhtar Habib
Sore itu Aku di tengah benteng sawah itu
Berdiri tegak pandangi langit senjaÂ
Anomali hijau nestapa svarga
Ditemani kopi dan sebatang rokok kretek
Senang terasa, padi pun berbicara pada kuÂ
Segar kala itu, tak tergantikan nuansa mana pun
Awalnya sendu hening seteranah, cuaca mendung menemani Aku
Sendiri menikmati senja tak ada yang mengganggu
Lambat laun bumi pun membasahÂ
Teteskan air tepat di atas kepala ku
Aku berlari kecil, pandang gubuk sunyi beratapkan tepas tepat depan mata ku
Aku tergelincir sebelum sampai ke sana, Â gedebuk..., suara itu ubah niat ku
Aku tertawa, ku lihat pakaian ku basah
Ingin ku kembali pulang namun niat tak sampai
Butirannya membesar tajam menyucuk mata ku
Hujan deras mengguyur sekujur tubuh ku, Ku langkahkan kaki terus ke gubuk itu
Tujuan ku berubah saat baju ku basah
Kuangkat kaki usap lumpur, ku buka baju ku bersihkan dengan guyuran hujan
Kala itu angin tadinya sendu berubah jadi ganas Â
Aku kedinginan, ku lihat padi malu menunduk melihat ku
Pikir ku padi itu beri pesanÂ
Ternyata geluduk yang datang
Warna langit itu gelapÂ
Rusak hati ku menerpa senja ku Â
Terkurung sepi di dalam gubuk ituÂ
Aku ingin pulang, tak jadi kurangkai lagu cinta
Galau ku hilang takutku membesarÂ
Ku urungkan bersenandung, Â pulang lebih baik kata hati kuÂ
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI