By: Mukhtar Habib
Ku lihat di sana pria dilumuri tinta penuh warna
Berambut putih berkacamataÂ
Duduk manis menatap  kosong
Ku tatap ia di sana lagi
Tergores lekukan tak bermakna
Sunyi melukis putihÂ
Detik jam pun terdengar dari tangannya
Tarikannya sejalan maunya
Selalu bermakna
Ku terka itu di depannya
Ada senja ada kehidupan
Tapi tak kulihat dia melukis itu
Begitu juga gelas berisi kopi
Tak segaris pun tertuang di lembar itu
Â
Risih mata ku tak sabar hati ku
Sungguh bingung lama terlukis maksud
Impian Si rambut putih mungkin lusa
HItungan menit ku meleset
Huft....
Kali ini Aku mengalah tuanÂ
Kau memang idola ku
Garis mu mengukir teka-tekiÂ
Ku jauhi lukis mu sejenakÂ
Menghisap sebatang rokok
Jiwa ku tergugah saat kau tersenyum
 Rasa penasaran ku bertambah
Aku maju lagi mendekat
Kacamata terlukis di sanaÂ
Kini Aku yang tersenyum malu
Rupanya tenang gelitik akal ku
Ku pikir selesaiÂ
Bulat  wajah itu cerminan kehendak mu
Selintas  Aku menjawab
Kau pria berambut putih
melukis diri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H