Hal ini mirip dengan apa yang Plato ajarkan. Bahwa alam materi yang terhampar di dunia ini merupakan perwujudan dari alam idea (akal). Alam idea tersebut jika meminjam penafsiran-penafsiran ulama Islam ialah apa yang Tuhan bekalkan pada Adam saat akan uji taring pengetahuan dengan malaikat. Implikasinya, alam idea yang baik (dalam hal ini akal maupun hati atau jiwa) akan melahirkan fisik yang baik.
Padahal jika meminjam sex drive-nya Freud yang katanya merupakan dorongan terbesar dalam seluruh kehidupan manusia. Dorongan tersebut menunjukkan bahwa yang mempengaruhi totalitas kehidupan manusia justru dorongan seksual yang bersifat fisik.Â
Bukan jiwa yang imateri. Pun jika kita menganalisis lagi hadits di atas, justru menunjukkan yang mempengaruhi keseluruhan jasad itu bukan jiwa yang imateri. Tapi jiwa yang materinya berupa hati. Ahli-ahli tarekat banyak mengartikan "hati" ini sebagai jantung. Oleh karena itu dalam tarekat Qadiriyyah pun Naqsabandiyyah sangat penting menjaga detak jantung agar senantiasa berdzikir nama-nama Allah.
Inilah Islam yang begitu indah dalam mengatur fitrah jasmani. Bukan hanya Islam, saya yakin setiap agama memiliki aturannya sendiri dalam mengatur dualisme fitrah jasmani maupun ruhani. Karena setiap agama pasti selain memiliki ritual-ritual yang berbentuk fisik tapi tujuannya ialah keruhanian yang metafisik.Â
Pun seiring dengan lelahnya manusia dengan dinamika kehidupan modern yang terlalu mementingkan dunia materi, banyak gerakan-gerakan spiritual yang mengajak kembali pada kesadaran spiritual sebut saja yoga misalnya atau terapi mindfullness lainnya.
Hanya saja jangan sampai menunggu bencana akibat terlalu fokus pada dunia ruhani. Maka tiada lain di momen lebaran ini. Mari Kita kembali mengingat fitrah jasmani Kita yang perlu makan saat lapar, minum saat haus, dan berpasangan saat kesepian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H