Polusi Tai Pengganti Polusi Udara
      Rame lagi polusi udara Jakarta akhir-akhir ini. Entah benar memang meningkat karena sebelumnya rendah. Yang jelas tidak seindah udara desa yang segar kalau tak ada yang membakar sampah. Atau mungkin jurnalis kehabisan bahan berita, jelang tahun politik, ataupun suudzan-suudzan lainnya. Penulis malas mencari karena ini bukan tulisan ilmiah kok.
      Tren penggunaan sepeda pernah menjadi solusi untuk mengatasi polusi udara Jakarta. Sempat viral pula Sepeda Vixy yang memiliki keunikan bentuk. Sampai viral korupsi Dirut Garuda yang membawa (bukan lagi menyeludupkan) Sepeda Brompton melalui pesawat perusahaan yang diembannya. Demi terlepas dari pajak yang mungkin terlalu mahal baginya.
      Tapi masih ada bahaya yang siap menerkam dari penggunaan sepeda. Yakni produksi besi dan material sejenis yang berlebih. Bisa kita bayangkan berapa juta ton besi yang dibutuhkan untuk memproduksi sepeda. Belum lagi setiap tahunnya ada produksi sepeda model terbaru seperti hp yang tiap tahun selalu tambah plus satu angka minimal.
      Beberapa tahun belakangan berlanjut pada kebijakan pemerintah yang menggalakkan penggunaan kendaraan listrik. Pro dan kontra tentu saja tidak terlepa. Bagi yang pro kemungkinan orang-orang kaya yang sekejap mata bisa membeli kendaraan baru. Atau orang yang memang belum punya kendaraan berbahan bakar bensin. Bagi yang kontra, tentu saja diantaranya mereka yang belum sanggup untuk membeli kendaraan baru berteknologikan listrik. Juga mereka yang memiliki alasan-alasan rasional tertentu.
      Pemerintah memang berusaha menggalakkan energi listrik dengan tujuan untuk mengurangi dampak polusi dari kendaraan berbensin, mengurangi ketergantungan terhadap sumber daya minyak yang lumayan mahal dan terkadang langka, dan katanya sih demi energi terbarukan. Secara, listrik memiliki banyak choice dari segi pembangkitnya. Tidak seperti minyak yang keberadaannya tidak bisa digantikan, tak bisa diperbaharui.
      Sedangkan bagi yang kontra juga memiliki alasan tak bisa diremehkan. Contohnya masih banyaknya listrik Indonesia yang bersumberkan dari energi tak terbarukan seperti batu bara. Per tahun 2021 saja batu bara masih mendominasi sekitar 61% sumber daya listrik. Demikian dikutip dari idxchannel.com. Belum lagi bahaya yang mengintai seiring dengan ketergantungan pada listrik yang bertambah. Bayangkan seandainya arus listrik Kita dihack seperti di film-film.
      Maka solusi terbaik menurut saya ialah kembali ke teknologi masa lalu. Yakni teknologi Kuda. Kuda yang beneran kuda, bukan tenaga kuda (horse power). Bayangkan setiap rumah minimal memiliki satu ekor kuda. Tentu bau tai kuda bukan? Tapi setidaknya bisa dijadikan pupuk, bisa juga dijadikan bahan untuk bio gas.
      Hanya saja, kalau kita berangkat ke tempat kerja, itu jadi masalah baru bro. Kotoran kuda dimana-mana. Belum lagi diperjalanan kadang tai-nya keluar dari popok kuda. Muncul masalah baru bukan?
      Demikianlah hidup, dari satu solusi menuju masalah baru dan butuh solusi yang ada masalahnya lagi. Dari polusi tai ke polusi udara. hehe
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H