Mohon tunggu...
Mukhlis Syakir
Mukhlis Syakir Mohon Tunggu... Mahasiswa - Nyeruput dan Muntahin pikiran

Mahasiswa Pengangguran yang Gak Nganggur-nganggur amat

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Jagat Alit

14 Januari 2024   17:54 Diperbarui: 14 Januari 2024   19:15 636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pembaca Budiman pasti seluruhnya sedang berada di jagat raya ini. Atau di jagat saja tanpa raya saya tebak. Meskipun Anda seorang astronaut Anda sedang berada di jagat. Tapi eh tapi, simbol jagate NU kan Cuma gambar bumi? Lambang PBB pula, dan lainnya? Jadi apa yang dimaksud jagat semestinya?

Kemudian, jagat yang identik berarti sesuatu yang besar. Sebagai contoh, malaikat-malaikat itu jika menampilkan wujud aslinya sebesar jagat. Kini disandingkan dengan kata alit, alias menjadi idiom dengan kata alit. Kontradiktif bukan?

Memang pada tulisan kali ini saya akan menjelaskan tentang sesosok makhluk yang kecil, akan tetapi ia seperti jagat raya ini. Sehingga dinamakan jagat alit.

Sebelum saya sebutkan, kita gambarkan terlebih dahulu seperti apa jagat itu. Anda bisa buktikan sendiri atau bayangkan sendiri bahwa yang namanya jagat itu terdiri dari benda hidup dan benda mati. Kemudian memiliki elemen-elemen diantaranya sebagai elemen dasar air, api, tanah, dan udara. benda-benda mati yang menyelimutinya ada yang berupa bebatuan, logam, dan gas. Makhluk hidup yang mengisinya secara umum ada hewan dan tumbuhan.

Setelah mengerti gambaran tentang jagat, kemudian jagat ini berada pada makhluk yang tentunya lebih kecil daripada jagat ini. Sehingga makhluk ini terdiri dari benda hidup dan mati, hewan dan tumbuhan, tanah, air, api, dan udara, dst. Semua itu berakhir pada kata manusia.

Manusia yang dalam Bahasa arabnya:

  • Basyar: manusia di level jasadiyyah biologis.

Dimana kali ini manusia terdiri dari segala elemen di bumi, bebatuan mineral, dan lain sebagainya.

  • Ins: manusia sebagai makhluk jinak dan beradab.
  • Insan: manusia sebagai makhluk yang layak menjadi khalifah di bumi, memikul taklif dan amanah dengan akal budinya.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi

Manusia sebagai jagat alit atau dalam Bahasa lainnya mikrokosmos merupakan model alam semesta. Inilah mungkin yang menjadi bukti bahwa manusia itu:

لَقَدۡ ‌خَلَقۡنَا ‌ٱلۡإِنسَٰنَ ‌فِيٓ ‌أَحۡسَنِ ‌تَقۡوِيمٖ [التين: 4]

Artinya: "Sungguh Kami telah menciptakan manusia dalam kondisi yang paling sempurna" (Q.S. at-Tin: 4)

Bahwa manusia itu adalah makhluk yang memiliki bentuk paling sempurna. Pada diri kita ada tumbuhan yang hidup, hewan yang ikut hidup. Kita juga terdiri dari air, api, udara, dan tanah.

Maka setiap kita melihat alam raya. Selalu saja ada korelasinya dengan diri kita sendiri.

Ketika kita melihat tumbuhan yang memiliki daya metabolisme yang sempurna dan otomatis. Begitu pula dengan tubuh kita yang memiliki metabolisme tertentu yang tanpa sadar semua itu bekerja layaknya tumbuhan.

Apalagi ketika melihat hewan. Manusia maupun hewan sama-sama memiliki metabolisme juga bergerak. Memiliki nafsu yang mendorong untuk melakukan sesuatu dan melakukan perubahan.

Dengan bantuan tumbuhan maupun hewan mikro di tubuh pula  kita hidup. Kita mengetahui bagaimana bakteri membantu pembusukan makanan. Bagaimana sel-sel dalam tubuh membentuk jaringan serta memenuhi seluruh organ tubuh sehingga manusia mampu mengolah makanan, udara, dan bergerak dengan begitu merdeka.Demi keseimbangan tubuh juga kita memerlukan zat-zat yang membentuk alam. Seperti zat kapur untuk menjaga kesehatan tulang, oksigen untuk membakar makanan, dari sana makanan menjadi energi panas yang menjadikan tubuh bisa bergerak.

Mungkin keseimbangan yang perlu dijaga ini sebagaimana Rasulullah sabdakan:

«سمعت المقدام بن معدي كرب الكندي قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: "ما ملأ ابن آدم وعاء شرًّا من بطن، حسب ابن آدم أُكُلات يقمن صلبه، فإن كان لا محالة، ‌فثلث ‌لطعام، وثلث لشراب، وثلث لنفسه"» رواه الترمذي «منحة العلام في شرح بلوغ المرام» (10/ 182)

Artinya: "...Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: "Tidaklah Seorang Anak Adam pun mengisi wadah yang lebih buruk daripada perutnya, kecuali sekedar makanan-makanan itu untuk menegakkan tulangnya saja. Apabila ia tak sanggup, maka buatlah sepertiga untuk makan, sepertiga untuk minum, dan sepertiga untuk nafasnya" (HR. Tirmidzi, dari Kitab Minhatul 'Alam fi Syarh Bulughul Maram)

Semua ini menjadi alasan bagi manusia sebagai mikrokosmos diberi amanah untuk mengatur makrokosmos (akan semesta) sedemikian rupa, sesuai sang pencipta perintahkan.

Dari pengetahuan tentang jagat alit inilah hendaknya manusia sadar. Meskipun tidak ada manusia yang sempurna. Akan kesempurnaan manusia sebagai makhluk paling sempurna, merupakan sesuatu yang mesti diyakini. Sehingga tidak ada lagi manusia yang merasa rendah.

Rendah hati tidak mesti mengerdilkan diri. Kalau dihadapkan Tuhan iya, itu jelas. Akan tetapi di hadapan sesama manusia apalagi makhluk lain, keyakinan ini tidak boleh lepas. Karena apabila kita tidak menyadari anugerah ini, akan bagaimana kita mensyukurinya kemudian percaya diri.

Kewajiban untuk menjaga jagat tidak akan terjalankan apabila manusianya merasa rendah, hina, lalu ia hanya mengharap bantuan Tuhan. Padahal bekal dari Tuhan telah diberikan dengan sebegitu lengkapnya.

Diakhir pembahasan jagat alit ini saya ingin menyadarkan diri dan diri-diri sekalian bahwa percaya Tuhan akan segala kuasanya adalah salah jika melahirkan jiwa yang lemah dan terus meminta-minta. Sedangkan permintaan di dunia ini tidak sesimsalabim sebagaimana di surga nanti.

Sebagai salam perpisahan dari tulisan ini saya ingin memproklamasikan khususnya bagi diri saya sendiri "bahwa saya ber-Tuhan bukan untuk menjadi cengeng. Tapi saya beragama untuk menyadari bahwa saya adalah jagat yang telah diciptakan-Nya".

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun