Mohon tunggu...
Mukhlis Syakir
Mukhlis Syakir Mohon Tunggu... Mahasiswa - Nyeruput dan Muntahin pikiran

Mahasiswa Pengangguran yang Gak Nganggur-nganggur amat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Selingkuhnya Penyembah Ide

10 Juli 2023   23:35 Diperbarui: 10 Juli 2023   23:49 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Pribadi Penulis

Bukan rupa yang membuatku takjub

Bukan lekuk tubuh yang membuatku terdiam

Tapi fikirmu yang seindah syiir

Menyihirku, Antara hidup dan mati

Mati jika kuungkapkan

Mati pula jika ku lupakan

Aku tertular virus Qabbani dalam hal rasa

Namun Qabbani masih berusaha menjadi Nabi

Untuk mengungkapkan cinta pada kasihnya

Sedangkan Aku,

Yang khusyukku menyembah-Nya

Telah bersatu dengan khyusuknya cinta padamu

Yang telah menduakan Tuhan denganmu

Hingga Aku ingin melupakan Tuhan demi melupakanmu

Tapi sungguh Aku tak bisa

Jikapun aku berusaha melupakanmu

Seketika aku menjadi bangkai yang berjalan

Jika kubiasakan  mengingatmu

Setiap wanita yang kutatap hanyalah dirimu

Saat kuusahakan tuk cintai yang lain

Aku malah berselingkuh dengan bayangmu

Bayangan mu yang terwujud pada

Bulat matanya, tebal alis matanya, lentik bulu matanya

Hidungnya, pipinya, mulutnya

Mungkinkah ada cara untuk lepas dari jeratanmu

Ataukah justru aku yang terlalu terobsesi olehmu

Sungguh menakutkan pikiranku ini

Aku si Penyembah Ide

Yang syahwatnya hidup saat ide bermunculan

Yang tiada cara tuk hilangkan ide

Kecuali dengan memenggal kepala

Bahkan jika kepala telah terpisah dari lehernya

Ide itu tetap tersimpan dengan baik

Melalui ragam tulisan tentangmu

Bahkan tetap tersimpan dengan baik

Melalui hembusan nafas yang terus mengelilingi bumi

Nafas dzikirmu dan dzikir-Nya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun