Dalam suatu diskusi di kelas pada mata pelajaran Studi Tafsir perspektif pendidikan, salah seorang Mahasiswa bertanya kepada pemateri. "mba, tadi kan tujuan dari pendidikan Islam berdasarkan perspektif Quran itu menciptakan manusia yang berfikir, beribadah, dan berbuat kebajikan. Bagaimana seandainya dengan berfikir itu justru menjadikan manusia lebih ke kiri (mungkin maksudnya entah pada ideologi kiri berhaluan sosialis atau bisa juga ekstrim liberalis)". Kebetulan yang sedang Kami bahas waktu itu adalah tujuan pendidikan Islam perspektif al-Quran.
Merupakan hal yang menarik memang, disamping tujuan-tujuan al-Quran menciptakan manusia yang beribadah, berpikir, dan berbuat kebajikan. Fenomena "berpikir maka membuat kafir" itu bukan hal baru, dan bukan hanya angan-angan. Tak perlu munafik dengan memungkiri fenomena tersebut dengan bantahan bahwa berpikir yang benar, menjadikan manusia dekat Tuhan. Toh banyak bukan, para saintis atau pemikir yang memang menjadi "kafir"?
Diskusi panjang antara berpikir (atau versi lainnya berpikir bebas) dengan mematuhi teks-teks suci ini memang berkepanjangan. Saking panjangnya bahkan pedang yang panjang beberapa kali dikeluarkan dari sarungnya untuk memenggal yang tak sepaham satu sama lain. Tidak hanya di dunia Islam, di belahan agama lain pun demikian.
Abad kegelapan di Eropa yang terkenal dengan Dark Age juga memiliki permasalahan ini. Ya, permasalahan pembatasan berpikir karena takut kafir. Itulah yang setidaknya menjadikan Eropa mengalami Abad Kegelapan yang panjang.
Sedangkan sebaliknya, dunia Islam ketika itu tengah cemerlang. Karena keterbukaan berpikir, berani untuk berpikir bebas tanpa takut jadi kafir. Meskipun kedepannya ada beberapa golongan yang membatasi berpikir agar gak keblinger. Dengan konsekuensi pergantian nasib kegelapan dengan Barat.
Kembali ke pertanyaan, bagaimana jika berpikir malah bikin Kita kafir? Sedangkan berpikir itu sendiri perintah dari Quran. Dan kafir, atau tidak beribadah pada Allah itu wujud kekufuran.
Jawaban sederhananya, disanalah kehebatan al-Quran. Menjadikan manusia yang tadinya mandeg karena tidak berpikir. Menjadi makhluk yang berperadaban dengan perintah berpikir.
Kurang apalagi jelasnya perintah berpikir ini dalam al-Quran? Ayat pertamanya saja:
Baca juga: A Beautiful Mind: Dosen Gila Pemenang Nobel"bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan"
Terlepas atas nama Tuhan atau atas nama apapun, membaca dalam artian luasnya bisa berarti berpikir merupakan perintah Tuhan paling pertama. Justru perintah pertama sebelum adanya tertib salat lima waktu. Dan masih banyak lagi ayat yang mengaskan pentingnya, perintah, juga sindiran untuk berpikir.
Kalau candaan salah seorang ustadz saya di pondok dulu afala ta'qilun? Dengan nada canda nan ngejek, hehe... Atau kama qala Syaikh Cak Lontong: Mikir!