Mohon tunggu...
Mukhlis Syakir
Mukhlis Syakir Mohon Tunggu... Mahasiswa - Nyeruput dan Muntahin pikiran

Mahasiswa Pengangguran yang Gak Nganggur-nganggur amat

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

A Beautiful Mind: Dosen Gila Pemenang Nobel

17 Maret 2023   19:00 Diperbarui: 17 Maret 2023   19:05 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
A Beautiful Mind (2001) (imdb.com) 

Agaknya terlalu kasar untuk mengatakan gila kepada seseorang akhir-akhir ini. Bahkan kata gila seakan menjadi kata yang hendak dihapus dari muka bumi. Meskipun menghilangkan kata gila dari KBBI bisa-bisa saja, tapi itu produk budaya. Bukan produk institusi pengatur kebijakan Kamus Besar.

Terlepas dari perdebatan penggunaan kata gila, John Nash, seorang pengidap Skizofrenia berhasil merubah persepsi orang  terhadap ODGJ (Orang dengan Gangguan Jiwa).  Bahwa Orang dengan Skizofrenia (ODS) pun sama halnya dengan orang normal lainnya dalam merawat asa meraih cita. Demikian kurang lebih gambaran dari film yang diangkat dari kisah nyata berjudul A Beautiful Mind ini. Tapi tentu saja tidak sesingkat itu lalu tulisan ini selesai.

Pada awalnya, Nash hanyalah orang pintar nan culun di kampusnya yakni Universitas Princeton. Dimana disana ia merupakan mahasiswa doktoral yang mendapatkan beasiswa dari Westinghouse.  Disana ia bertemu dengan berbagai mahasiswa hebat sepertinya yang memiliki kehidupan layaknya orang pada umumnya.

Pada film digambarkan bahwa Nasha ialah sosok yang sangat obsesif terhadap pengetahuan. Khususnya matematika yang menjadi kajian spesialisnya. Sehingga setiap kali melihat berbagai fenomena lingkungan selalu muncul perhitungan-perhitungan matematis secara visual. Hal inilah yang membedakan ia dengan teman sejawatnya yang dapat menjalani kehidupan sosial pada umumnya.

Namun, hasrat alamiah tak mau kalah tetaplah ada dan cukup dominan dalam perjalanan hidupnya. Digambarkan dalam film ini bahwa Nash memilki seorang rival bernama Martin Hansen. Martin diceritakan lebih dahulu berinovasi dalam memecahkan sandi Nazi dan karyanya berupa persamaan nonlinier. Tak mau kalah, Nash menyatakan ketidak setujuannya pada Martin pada awal pesta pembukaan perkuliahan di depan umum.

Tanpa ia ketahui, tiba-tiba saja datang seseorang yang tengah mabuk ke kamarnya Nash. Dia adalah Charles Herman. Herman selalu menjadi teman bicara dan teman mabuk setianya kala Nash sedang sendirian. 

Nash seringkali menjadi seorang pecundang diantara teman-temannya. Terutama jika ia harus menghadapi Martin Hansen. Dalam salah satu scene digambarkan bagaimana ia harus mengalahkan Martin dalam bermain Igo (semacam catur tapi lebih kompleks). Lalu ia kalah telak sambil diejek karena belum menemukan topik untuk disertasi doktoralnya. Sedangkan Martin telah mengeluarkan dua inovasi jauh-jauh hari semenjak kedatangannya ke Princeton.

Pada kesempatan lain, ia ditampar oleh seorang wanita. Karena dengan lugunya ia begitu saja langsung memintanya untuk bertukar cairan. Malang nian nasibnya, padahal ia sedang menghibur diri setelah dua hari penuh mencari ide di perpustakaan.

Tak cukup sampai disitu, stressnya bertambah ketika kampus mulai menuntut judul penelitian untuk studinya. Stressnya bertambah, Nash membenturkan kepalanya ke jendela dan mendorong meja keluar jendela lantai dua hingga hancur. Beruntung Herman selalu menjadi teman setia disetiap stressnya muncul.

Tak lama kemudian ia lulus dari sekolah doktoralnya dan sempat dipanggil ke Pentagon untuk memecahkan sandi yang terenskripsi. Sandi tersebut sangat penting mengingat kondisi saat itu tengah terjadi perang dingin antara Soviet dan AS. Disanalah ia bertemu dengan Parcher, seorang agen AS yang menugaskannya untuk terus mencari sandi dari majalah-majalah yang diterbitkan. Dimana sandi-sandi tersebut merupakan media komunikasi antar agen soviet di AS.

Saat itu juga Nash bertemu dengan kekasihnya yang membuatnya takjub. Alicia Larde yang juga merupakan mahasiswinya. Hingga singkat cerita ia berhasil menikahinya.

Saat itu pula ia bertemu kembali dengan seorang anak kecil bernama Marcee. Anak kecil mungil nan lucu yang ternyata keponakannya Herman.

Seiring berjalannya waktu, ia sempat dikejar bersama Parche oleh agen Soviet. Tepat sesudah ia mengirimkan amplop pecahan sandi yang kesekian kalinya dari rumah kosong. Mereka berdua dikejar sambil ditembaki.

Setelah kejadian tersebut, Nash selalu merasa dirinya diikuti oleh agen Soviet. Kemana pun ia berada ia diliputi rasa takut tersebut. Hingga suatu saat, Nash terliat kaku saat mengisi kuliah umum dan dikeja-kejar oleh seorang psikiater bernama ... .

Hal tersebut terjadi lantaran Nash terlihat aneh oleh teman-temannya. Ketika ia harus melakukan pemecahan sandi dari majalah hingga memenuhi ruangan dengan potongan majalah. Juga terlihat ia sering bercakap dengan seseorang yang tidak terlihat.

Dari sanalah dinyatakan bahwa Nash berhalusinasi menjadi agen pemecah kode dan melihat beberapa orang yang sebenarnya tidak ada dalam kehidupan nyata. Diceritakan bahwa kondisi ini berlangsung lama bahkan hingga ia berpidato atas penghargaan nobel setelah puluhan tahun berhenti menjadi dosen lalu menjadi dosen kembali.

Kondisi gila ini tentu saja tidak mengenakkan. Bahkan mengerikan bagi penulis. Karena Nash sampai-sampai berbuat hal-hal yang "gila" ditengah kegilaan dari Skizofrenianya. Nash juga pernah hampir membunuh istri dan bayinya.

Hanya saja, tidak akan seru kalau diceritakan semuanya. Disini saya hanya sekedar mengingat-ngingat kembali agar tontonan saya tidak terbuang sia-sia. Juga tak lupa, agar teman-teman sekalian bisa nih, ngisi waktu luangnya atau hiburannya dengan kisah nyata dari John Nash. Matematikawan pengidap Skizofrenia yang mendapat penghargaan nobel. Jangan lupa, tonton langsung aja ya! A Beautiful Mind.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun