Mohon tunggu...
Mukhlis Syakir
Mukhlis Syakir Mohon Tunggu... Mahasiswa - Nyeruput dan Muntahin pikiran

Mahasiswa Pengangguran yang Gak Nganggur-nganggur amat

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Menjadi Muslim Pragmatis Tidak Apa-apa

19 Februari 2023   13:37 Diperbarui: 19 Februari 2023   13:50 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.youtube.com/watch?v=YDRWwoudUi8

Bukan berjalan begitu saja, demi apa yang diimpikan. Harus tahu manfaatnya dulu baru dilakukan. Sekiranya tidak bermanfaat bagi diri, ya ditinggalkan.

Pragmatis juga sering mengalami negative persepsi di kalangan masyarakat. Contoh kalimatnya: "jangan dekati dia, dia orang yang pragmatis!", "dia hanyalah seorang peimpin pragmatis yang mementingkan kepentingan keluarganya", ada juga "hindari politik pragmatis, politik yang penting uang masuk kantong".

Jadi kalau saya bisa sederhanakan, praktis dan pragmatis itu seperti ini. Praktis itu lebih kepada yang penting bisa Kita lakukan, tanpa memikirkan embel-embel untuk apa, maknanya apa, demi apa, dan apa-apa lainnya. Sedangkan pragmatis menganjurkan bahkan berprinsipkan dalam melakukan segala sesuatu itu harus tahu manfaatnya dan sekiranya tidak bemanfaat ya ditinggalkan.

Jika dikembalikan kepada judul "Menjadi Muslim Pragmatis Tidak apa-apa", sekilas mungkin ya emang gak kenapa napa, lalu masalahnya apa? Pertama, memang selama ini masih ada orang yang mengartikan pragmatis dengan perspektif negative. Kedua, memang ada kontradiksi antara hidup pragmatis dengan kehidupan beragama yang penuh prinsip juga sulit untuk ditentang bahkan memang bukan untuk ditentang.

Dalam kehidupan beragama, Kita diajarkan untuk Ikhlas, diajarkan untuk taat tanpa bertanya, atau setidaknya dengan "embel-embel" pahala bonus berkah. Sedangkan dalam Kita hidup ini bukan di dunia mimpi. Kita butuh uang, Kita butuh harta, Kita butuh berbagai materi untuk menunjang kehidupan. Apalagi kalau niat itu harus ikhlas betul-betul ikhlas tanpa tercampuri niat lain sebagimana ada dalam salah satu hadits. Rupanya rumit juga untuk beragama secara totalitas.

Tapi bagi saya, mungkin cukup untuk menungkapkan salah satu hadis terlebih dahulu. "Sebaik-baiknya manusia, ialah manusia yang bermanfaat untuk manusia lainnya". Bukankah Kita juga manusia?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun