Oleh: Mukhlis, S.Pd., M.Pd.
Dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang dihambur-hamburkan) atau bagaikan wol yang terhambur-hamburkan, karena ringannya, sehingga jatuh kembali rata dengan tanah. ( Surat Alqariah: 5)
Masya Allah! Luar biasa indah bahasa yang ada dalam ayat Alquran di atas. Tak ada satupun manusia sanggup melampaui nilai estetika sastra dalam ayat tersebut. Ayat ini menceritakan tentang proses terjadinya kiamat, akan tetapi begitu lembut dan bersahaja dalam tataran bahasa yang tinggi.
Padahal jika dikaji lebih dalam ayat tersebut menceritakan tentang kerusakan hebat ketika hari akhir nanti, akan tetapi media penyampaian yang digunakan sangat bersahaja dan bernas.
Coba perhatikan bagaimana Allah mengumpamakan gunung- gunung berterbangan berhamburan bagai benang wol. Dalam ayat tersebut menunjukkan begitu perkasanya Allah mampu menerbangkan gunung yang kokoh bagai benang wol.Di ujung ayat, Allah menutup dengan kalimat" Begitu ringannya hingga kembali lagi ke.tanah"
Merujuk pada konteks sastra, begitu agungnya bahasa dan nilai sastra yang ada dalam Alquran. Hal ini tidak hanya terlihat pada satu ayat saja akan tetapi seluruh ayat Alquran mempunyai nilai sastra yang sangat tinggi.
Nilai sastra tersebut merupakan sesuatu yang istimewa. Artinya, istimewa dari segi makna yang dimunculkan, dan istimewa dari segi susunan kalimat. Hampir tidak ada dan mampu satu kalimat pun ditulis oleh manusia seperti yang ada dalam Alquran. Apabila itu dilakukan maka hal tersebut pasti akan berbeda seperti langit dengan bumi.
Selanjutnya tidak ada yang sanggup dilakukan melakukan pengubahan terhadap surat surat yang ada dalam Alquran, bak dari segi bentuk, makna, fungsi serta nilai sastra yang dikandung oleh kalam tersebut.
Bahkan dalam Alquran sendiri Allah sudah memberikan jaminan permanen sampai akhir zaman tentang pedoman manusia ini. Hal ini seperti tercantum dalam Alquran itu sendiri " Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya”. (QS. al-Hijr, 15:9)
Sudah cukup banyak peristiwa yang terjadi sebagai jaminan Allah terhadap keselamatan Alquran dari tangan- tangan jahil untuk mengacaukan kitab Allah.