Saat malam menua, ragaku menggigil
Mata meronta, Â menyusur gunung dan ngarai
Angin laut tawar mengupas kulit
Aku tersungkur di ruang hampa
Berada di negeri seribu angin menyiksa raga
Kawan sebantal kutinggalkan dengan rindu menderu Â
Buah kasih melintas pukang melinggkari hati
Malam merangkak menuju pagi
Negeri kopi milik penyair dunia Â
Menikam rasa lewat dinginnya gelap
Â
Pada malam menua,Aku mengikat asa
Takengon, 10 Februari 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H