Mohon tunggu...
Muklis Puna
Muklis Puna Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Menapaki Lorong Penuh Luka

6 Februari 2024   13:31 Diperbarui: 7 Februari 2024   09:26 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anganku mengembara ke masa kelam
Menapaki lorong- lorong penuh duka
Noda  hitam menempel di jiwa

Suara burung hantu menampar telinga
Kerhomatan tergadai seiring waktu
Kepercayaan tergerus  oleh perihnya hidup
Mata -mata penuh curiga menatap dalam
Sayap- sayap duka tak mau berkepak

Cita -cita  ditelan kejamnya zaman
Matahari  mengejar datangnya malam
Pelangi seolah ingin menelan bumi

Harga diri  tersamar  dihadang  mega
Kukayuh hidup di laut tak berpasang
Sungai harapan mengalirkan  janji   dan harapan 

Aku tetap percaya walau  tak bermuara
Kini  hidup tak lagi berkalang tanah
Rumah tak lagi berdinding angin
Tapi kehinaan tetap meratapi jasad

Lhokseumawe, 6  Februari 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun