Mohon tunggu...
Muklis Puna
Muklis Puna Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Membatasi Penggunaan Handphone (HP) pada Siswa Saat Belajar, Boleh Tah?

3 Februari 2024   14:48 Diperbarui: 5 Februari 2024   09:36 637
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Mukhlis, S.Pd., M.Pd. 

Salah satu penyakit sakau yang dimiliki oleh peserta didik zaman now adalah penggunaan telepon selular atau lebih dikenal dengan handphone. Alat komunikasi  jenis genggam ini telah menyita seluruh kehidupan manusia  pada semua kalangan termasuk peserta didik. Lebih bahaya lagi  hal ini    sudah merambah pada  anak berumur di bawah lima tahun.   Peserta didik pada semua jenjang Handphone ( HP) ini sudah menjadi sebuah kebutuhan selain makanan.  

Bahkan dalam kehidupan peserta didik Handphone ( HP)  sudah termasuk  kebutuhan sekunder setelah makanan pokok.  Logikanya,  jika tanpa makanan manusia akan meninggal , namun jika   Handphone ( HP)ini  dilepaskan dari  kehidupan peserta didik,  maka mereka akan mengalami stres. 

Secara umum penggunaan  Handphone ( HP) pada setiap manusia sudah tidak bisa dilepaskan lagi. Misalnya,  seperti terlihat  pada setiap orang,  baik  tua, dewasa,  maupun remaja alat ini selalu berada di tangan. Setiap lima menit sekali ada saja yang dilihat,  dan diberikan informasi kepada sesama,  baik melalui media sosial atau berbagai aplikasi .

 Handphone ( HP)) ini telah menjadikan sebuah kesenjangan baik dalam berkomunikasi sesama  kawan saudara dan teman dekat. walaupun dilihat sekilas lat ini sidah mendekatkan jarak dalam berkomunikasi. Akan tetapi,  alat ini juga telah menjauhkan yang dekat dan mendekatkan yang jauh.  Seperti  pada suatu cafe, sekelompok orang duduk tenang diam tanpa berkomentar, padahal mereka sedang menjalin komunikasi yang  intens dengan teman atau saudara di  dunia maya. 

Pengantar di atas, kiranya cukup sebagai pembuka skemata pembaca tentang Handphone ( HP) pada kehidupan manusia zaman now. Namun agar pemahaman pembaca tidak lari dari judul yang sudah dibuat diawal tulisan ini. Penulis hanya akan membatasi tulisan ini pada peserta didik yang telah menjadikan  Handphone ( HP) sebagai sahabat terdekat. 

 Sebenarnya,   Handphone ( HP) adalah suatu media yang  multi kompleks. Artinya,  wadah ini telah menampung berbagai media lain dalam suatu bentuk yang unik, Intinya Handphone ( HP) ini telah memberikan sebuah kemudahan dalam  segala lini kehidupan.  Hal ini tidak terkecuali  sebagai media belajar dan mengajar pada lembaga pendidikan 

Berkaitan dengan pembelajaran yang menjadi lahan bagi guru dan peserta didik mencari sebuah terobosan baru sehingga menjadi kaum pembelajar secara kolektif kolegial.  Harus diakui semua insan pendidikan telah menjadikan Handphone ( HP) sebagai  media pembelajaran. Hal ini akan berbanding terbalik dengan zaman dahulu, kalau dulu guru adalah segala-galanya dalam belajar.Sekarang akan terbalik guru merupakan salah satu media pembelajaran, bukan lagi satu-satunya. Karena salah satu dari lainnya sudah muncul media yang lengkap yaitu  Handphone ( HP)

Berkaitan dengan hal di atas , lantas bagaimana peran sekolah dalam menghadapi hal tersebut? Ada sekolah-sekolah yang  terlalu  ekstrem menghadapi hal tersebut.  Ada satu contoh menarik yang pernah penulis lihat dan alami berkaitan dengan  pembatasan  Handphone ( HP) yang dilakukan oleh sebuah pesantren dengan cara ugal -ugalan dan bar-bar. Mereka menerapkan aturan bahwa, apabila peserta didik kedapatan menggunakan Handphone ( HP)di asrama tanpa  izin, semua  Handphone ( HP) yang kedapatan saat razia akan dikumpulkan,  kemudian dihancurkan satu persatu dengan palu. 

Nampaknya pengalaman    ini tidak dapat diterima oleh akal sehat. Apalagi yang melaksanakan hal tersebut adalah insan pendidik.  Sebagai bandingan alasan, bukankah  Handphone ( HP) itu  sebuah anugerah dan kemajuan  yang diberikan oleh tuhan yang maha kuasa? Media yang telah mendatangkan banyak manfaatnya  bagi semua insan akhir zaman,  kenapa harus dihadapi secara  bar-bar ketika digunakan oleh peserta didik yang tidak pada tempatnya?  Penulis melihat para ustad dan guru yang berada di kawasan tersebut lima menit pun tidak bisa lepas dari  Handphone ( HP), sementara peserta didik yang menggunakan Handphone ( HP) di luar ketentuan dihadapi dengan cara yang tidak rasional. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun