Mohon tunggu...
Muklis Puna
Muklis Puna Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi: Demokrasi Terkebiri oleh Janji

24 Januari 2024   20:03 Diperbarui: 24 Januari 2024   20:30 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebenarnya  tak  ada  yang  luar biasa,
di  negeri  yang  biasa
Akan  tetapi, ketika   kitab dibuka dari belakang
Pasal  -pasal  berhamburan   mencari  jalannya
Ketika  palu milik  dewa  berubah  jadi  kentongan

Orang - orang  memikul  suaranya   di  atas  kepala
Bersorak  geram  dengan  tepukan  telapak  kaki

Sebenarnya  kereta  masih  berjalan  pada peron yang  sama
Akan  tetapi  petugas Jaga pintu   lintasan mengalihkan  haluan
Penumpang  Bersorak  dalam  gerbang  - gerbang kumuh
Peron -peron  menjerit  digesek  ketidakadilan dan ketidakpastian

Sepertinya  tuhan  sudah  hengkang  dari  sini
Burung  gagak  mengakak  mencari  mangsa
Burung - burung kondor  mulai  berdatangan,
Bau amis bangkai  demokrasi   menusuk hidung

Sebenarnya  tak  ada  yang  luar  biasa  di  negeri yang  biasa
Namun  ketika  keranda  demokrasi berada dalam  pangkuan

Orang - orang melayat  pada  kisah  yang memanjang
Dari ujung  ke  ujung demokrasi  terkeniri  dalam janj  yang  nisbi

Lhokseumawe, Januari  2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Demokrasi Berduka

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun