Mohon tunggu...
Muklis Puna
Muklis Puna Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tsunami dalam Kenangan Duka

26 Desember 2023   08:26 Diperbarui: 26 Desember 2023   18:28 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

# Refleksi 19 Tahun Tsunami Aceh#


Begitu luas  Kau bentang  lautan  dalam rentang menantang pandangan,
Walau jauh menghadang pandang,  tetap bertepi berselimut ombak
Pohon, daun, dan ranting  dibelai  angin,
Sayup,- sayup berdesir mengantar kedamaian
Pasir -pasir berbisik tentang sebuah masa,  

Ketika gelombang besar memanjang dan meninggi  menyapu daratan
Ketika rumah -rumah dipikul dipindahtempatkan
Ketika laut meludah limbah warna prahara
Ketika mayat-mayat berenang tak berhaluan
Jeritan bayi- bayi   tak mampu meredam getaran

Baca juga: Puisi: Debu

Sembilan belas tahun sudah berlalu
Ujung sumatera dirundung duka
Kisah luka bertalu mengalur dalam riwayat
Ratusan ribu nyawa pamit secara kompak
Deretan panjang antre   berjejer kembali ke Rabb-Nya

Lipatan waktu sudah lama berlalu
Orang -orang  sudah berbenah
Sebagian sudah dalam lelap panjang,   bersama rekan,  anak,  isteri dan saudara seiman
Sesekali dikunjungi,   berkirim ayat sebagai rasa tak tertahan
Sebagian berfoto ria  disimpan dalam kenangan

Tuhan...
Biarkan Kami pulang satu dua secara bergilir

Ketika   daun itu gugur atas nama Kami
Ketika  nama Kami dalam genggaman sang pemisah waktu

Kini lautmu mulai tenang
Ombak pelan menepuk punggung pantai 

Desember kelabu sudah berlalu
Orang -orang duduk merenung memangku kisah
Merenda hari menjunjung asa.

 Lhokseumawe,  26Desember 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun