Ketika langit dan bumi masih dalam Tabula rasa
NamaMu adalah ruh  perekat dunia
Lalu, ketika bumi diceraiberaikan dengan langit
Cahayamu adalah pondasi tegak dan kokohnya bumi
Nun jauh di sana,  sebelum alam  penuh sesak dan berdesak, Â
Nama Mu sudah disandingkan dengan Namanya
Ya Muhammad, Â Ya Rasulullah, Ya Habibullah
Engkau adalah mahar terindah antara Adam dan Hawa
 curahan rahmat bagi alam sejagat
Dari kejamnya bangsa jahiliyah
Ya Muhammad kekasih Allah
Hadirmu adalah pelepas dahaga kasih
Ucapanmu adalah petuah, Sikap-Mu adalah pedoman
Syafaatmu adalah berkah menata harap
Mengenang Mu adalah ibadah
Teuladan mu adalah harapan segala anak adam
Ya Muhammad, Â Ya kekasih Allah
Empat abad telah berlalu, Â namamu masih membusur
Pada setiap bibir pemburu rahmat,
Pada setiap dada mengharap kasih
Pada setiap masa ketika zaman berputar haluan
Empat belas abad sudah,  waktu  dilipat
Riwayatmu masih bersenandung dalam salat dan doa
Berkumandang dalam detik, Â menit, dan masa
Bercerita tentang derita dan bahagia
Ya Muhammad, Â Ya Rasulullah
Dalam diam kami bermunajat
Dalam sunyi kami bersalawat
Dalam riuh kami menyebut Nama Nya dan namaMu
Ya Rasulullah  kekasih Allah
Hari ini, Â di negeri para ambia
Kami bersatu,  merunduk, merajut  cerita
Menghantarkan salawat, merengkuh syafaatmu.
Lhokseumawe, Desember, 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H