Mohon tunggu...
Mukhlis
Mukhlis Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Melihat Kembali Persepsi Pemilih Pasca Debat Capres-Cawapres Tahap I

25 Desember 2023   15:00 Diperbarui: 25 Desember 2023   15:09 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Mukhlis, SPd., M.Pd.

Debat merupakan suatu kegiatan diskusi dengan cara mengadu gagasan terhadap suatu masalah yang sedang berlansung dalam kehidupan masyarakat. Masalah tersebut mengundang kontroversial dan belum ada solusi yang dapat diambil. Masalah yang dipertengkarkan sangat tergantung pada tataran pengambilan kebijakan.. Lingkup masalah, apabila pada tingkat pengambil kebijakan  berupa hal krusial yang berhubungan langsung dengan kehidupan masyarakat. 

Sebenarnya debat adalah sebuah ajang mempertengkarkan pikiran antara satu atau pasangan calon dengan paslon lain. Hal ini sesuai dengan model dan aturan debat yang dilaksanakan.. Mempertengkarkan pikiran, berati seorang debater profesional akan mengenyampingkan emosionalnya dalam berdebat. Mereka para debater hebat  akan menjadikan gagasan sebagai orientasi utama dalam berdebat. 

Hampir semua debat yang digelar, baik itu debat capres dan cawapres  maupun debat pendidikan , gagasan adalah roh yang tidak bisa dipisahkan. Nah..!Lantas bagaimana kualitas debat capres dan cawapres yang sudah digelar? Kemudian sejauh mana persepsi pemilh terhadap paslon setelah debat pertama dilakukan? Selanjutnya, bagaimana kesiapan TIM pemenangan capres- cawapres dalam menyiapkan kandidat debat?

Pertanyaan -pertanyaan tersebut. akan diulas dalam badan tulisan ini ditinjau dari Ilmu debat sesungguhnya dan pandangan penulis.

Kualitas Debat Capres - Cawapres

Berbicara kualitas para capres - cawapres, berati mengulik kompetensi pengetahuan dan sikap yang dimiliki. Perpaduan dua kompetensi ini akan memunculkan performa yang bagus pada saat debat berlangsung.  Kolaborasi kedua kompetensi ini menumbuhkan kepercayaan diri pada saat para calon menjawab dan mengajukan pertanyaan sesama calon. Kompetensi pengetahuan adalah kecerdasan intelektual yang dimiliki oleh setiap calon. Kecerdasan ini didapat dari pendidikan yang terukur.

Kecerdasan intelektual para capres-cawapres dipadukan dengan pengalaman memimpin sebelum mencalonkan diri . Pengalaman adalah guru yang tak pernah bosan dalam melayani pembelajar untuk belajar. Berkaitan dengan kecerdasan intelektual yang dimiliki oleh para capres-cawapres sangat tampak pada frekuensi menduduki sebuah jabatan, baik sebagai gubernur, menteri, dan bupati/walikota .

Masa memimpin dan faktor usia menjadi sebuah indikator tingkat kematangan dalam mengajukan dan menjawab pertanyaan dalam debat.  Diakui atau tidak , setuju atau tidak, bagaimanpun disiapkan para capres dan cawapres dalam debat, apabila kecerdasan intelektual dan emosional tidak balace atau seimbang akan berdampak pada kualitas debat yang dimunculkan. 

Pada analisis ini, penulis tidak mau menyebut nama dan contoh materi debat yang sudah  dilaksanakan. Namun di sini tampak nyata bahwa siapa yang mampu memadukan dua kompetensi tersebut dengan sempurna, baik capres maupun cawapres . Lalu siapa sih yang menilai. Bagaimana kualitas capres-cawapres dari debat yang sudah digelar?  Pihak Komisi Pemilihan Umum ( KPU)  selaku pelaksana, atau TIM pemenangan dari paalon tersebut?,.Selama ini mereka berjingkrak - jingkrak kegirangan, apabila terjadi keanehan atau sindiran pada capres tertentu? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun