Mohon tunggu...
Mukhlis
Mukhlis Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Melihat Kembali Persepsi Pemilih Pasca Debat Capres-Cawapres Tahap I

25 Desember 2023   15:00 Diperbarui: 25 Desember 2023   15:09 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Apabila dianalogikan dengan sebuah film, maka TIM pemenangan adalah sutradara secara berkelompok dengan berbagai profesi menyiapkan sang tokoh untuk tampil maksimal dalam debat di atas pentas. 

Sebagai rakyat biasa, mereka selalu menaruh kepercayaan yang luar biasa kepada pelaksanaan pemilu ( KPU)  Artinya, tidak mungkin lembaga yang diberi kepercayaan dalam melaksanakan tugas demokrasi ini melakukan kecurangan dengan membocorkan pertanyaan kepada salah satu paslon. 

Ketika debat  berlangsung ada saja tingkah polah para kandidat yang muncul. Hal ini berlangsung alamiah diluar setiingan. Dalam konteks ini sifat alamiah seseorang akan muncul ketika ada kondisi jiwa yang berbenturan dengan pikiran. 

Selanjutnya, ada lagi masalah pertanyaan yang muncul seperti menjebak paslon lain,  sehingga membuat paslon lain bingung. Untuk tingkat debat capres cawapres hal ini terasa aneh dan lucu. Sebagian masyarakat menganggap bahwa, debat cawapres berlangsung pada tahap  pertama adalah cerdas -cermat antar kandidat yang dipandu Komisi Pemilihan Umum ( KPU)

Seharusnya debat tingkat tinggi untuk menentukan calon pemimpin yang mengelola nasib bangsa ke depan harus lebih berbobot dan berkelas. Pertanyaan yang ditanyakanpu harus bersifat subtansi, bukan bersifat teknis. Apabila pertanyaan yang diajukan pada taraf kepemimpinan tingkat tinggi dalam mengambil keputusan akan memberikan gambaran umum  pada masyarakat , inilah pemimpin yang layak dipilih. 

Komisi Pemilihan Umum ( KPU) selaku pelaksana utama debat capres-cawapres  harus memberikan batasan- batasan pertanyaan. Sehingga para kandidat debat tidak lari dari tema debat yang telah ditentukan. Sebagai pihak yang melaksanakan kegiatan debat capres - cawapres para panelis dan moderator yang ditunjuk berhak memberikan sanksi atau ganjaran di tempat,apabila para kandidat melakukan kesalahan. 

Akhirnya, penulis berharap pada debat capres -cawapres tahap ke dua akan ada perubahan baik dari segi teknik debat dan performa para capres - cawapres.

Penulis adalah Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi dan Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun