Kenapa kau cabik pagar malamku?
Tembok gulitaku kau rontokkan dengan dengusan napas,
Khilafku menganggapmu guru
Kusangka kau titisan langit  pencerah jiwa
Di kejauhan  kau tampak mengangkang jalan
Derasnya  pujian menyeretku pada kekaguman
Kau tanam tebu beracun di bibirmu
Kau giring aku ke lembah dahaga kasih
Kau pikir Aku gila sensasi dalam  balutan aksara
Oh...tidak...!
Sebelum namamu menjambangi jiwaku
Aku telah mengeja kemana  lidahmu melaju
Madu manikam berbusa -busa di mulutmu
Kau usut pujian dalam  petuah
Malam ini kau munculkan satu muka dua paras
Di depan kau pasang topeng pendekar
Di tikungan kau tikam ketika lengang
Kau suguhkan susu di gelas tuba
Kau...
Indah memukau sandiwaramu
Lhokseumawe, Desember 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H