Mohon tunggu...
Mukhlis
Mukhlis Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Menakar Suara Pemilih Bimbang, Emosional, dan Intelektual pada Pemilu Tahun 2024

19 Desember 2023   16:59 Diperbarui: 20 Desember 2023   13:02 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pemilih Emosional

Emosional adalah suatu perasan yang dimiliki oleh seseorang terhadap sesuatu. Emosional pangkal datanya adalah hati. Hati selalu berurusan dengan rasa.  Rasa yang dimiliki oleh setiap orang akan dipengaruhi oleh  banyak faktor. Faktor- faktor  tersebut dapat berupa   eksternal dan   internal. 

Faktor eksternal adalah faktor luar yang mempengaruhi seseorang untuk menentukan sebuah keputusan. Faktor ini meliputi faktor teman, saudara, kerabat dan keluarga. Seorang pemilih yang mengabdi pada batin, mereka akan berubah pilihannya apabila dipengaruhi oleh teman dekatnya.  Mereka akan menggunakan teman, saudara, dan kerabat sebagai dasar pertimbangan . Menurut mereka apabila ajakan tersebut  ditolak untuk melakukan pilihan pada pemilu ini, ada rasa yang tidak enak dan memunculkan jurang-jurang yang mengganggu hubungan tersebut. 

Selanjutnya,  ada pengaruh internal yang dimiliki oleh setiap pemilih pada  pemilu persiden Tahun 2024. Faktor ini ditentukan pada rasa "Taklik Buta " yang   dimiliki oleh pemilih itu sendiri. Artinya, ada sebuah egoisme  di luar akal sehat. Mereka memandang satu paslon dari satu sisi saja. Apabila pada satu bagian baik , mereka akan menutup mata pada bagian lain. Intinya mereka tidak mau perduli apa yang dibicarakan orang tentang idolanya  dalam pemilu yang akan datang.  Hemat penulis, pemilih seperti ini sering dicap sebagai orang yang mempunyai" Konsistensi Buta".  Bagi mereka semua calon tidak ada yang baik,  selain dari calon yang mereka miliki. Kemudian apakah salah untuk k pemilih seperti ini? Jawabnya tidak. Akan tetapi dapat dibayangkan apabila jumlah  mereka banyak di negeri ini. 

Pemilih  Intelektual

Pemilih intelektual adalah pemilih yang menggunakan akal sehat  dalam melakukan pilihan . Mereka kebanyakan berasal dari masyarakat yang  mempunyai tingkat pendidikan tinggi. Ditinjau dari jumlah penduduk Indonesia  jumlah mereka sangat terbatas. Dalam pandangan mereka, siapapun yang jadi presiden harus punya nilai akademik  dengan mengedepankan  gagasan  yang mantap dalam membangun negeri. Setiap rancangan pembangunan harus bersandar pada rancangan ilmiah dan sistematis.  Ide-ide  yang mereka miliki    bertujuan  membangun negeri ke arah yang lebih baik.  Pembangunan yang dirancang untuk lima tahun ke depan harus mempunyai blu print yang tepat.  Calon presiden dan wakil presiden versi mereka adalah yang mempunyai visi dan misi yang benar dan logis " Bukan Pepesan Kosong" Setiap janji yang yang diberikan oleh para capres dan cawapres harus bisa diuji secara empiris. 

Pemilih intelektual adalah bukan pemilih yang bisa diganti dengan minyak makan, supermi, dan beras. Mereka betul-betul memegang prinsip bahwa " Sekali salah memilih, seumur hidup diliput kecewa" Bagi mereka pemimpin adalah pembangunan bangsa lima tahun ke depan. Apabila  salah memilih, maka akan memunculkan dampak yang luar biasa terhadap pembangunan bangsa di masa yang akan datang.  Sumber daya  manusia yang dimiliki mereka sangat beragam dalam berbagai  disiplin ilmu. Mereka sering berkiprah dan mempunyai peranan secara langsung dalam pembangunan bangsa. Oleh karena itu sangat wajar bila mereka menaruh harapan besar  pada pemilu Tahun 2024. 

Penulis adalah Pemimpin Redaksi Jurnal  Aceh  Edukasi  dan Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun