Mohon tunggu...
Mukhlis
Mukhlis Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembelajaran Berbasis Higher Order Thingking (HOT) Seberapa Penting?

18 Desember 2023   15:31 Diperbarui: 18 Desember 2023   16:44 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Dokumen Pribadi 

 Comunication  adalah suatu proses seseorang,  kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain. (Wikepedia 2023) Dalam kehidupan belajar, komunikasi merupakan faktor utama. Selain merupakan bagian integral dari bahasa, komunikasi juga menghubungkan antara critikan, colaboratif dan creativitas. 

Namun yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran  yang berbasis Higher Order Thinking  (HOT) adalah menghidupkan sebuah komunikasi terarah dan sistematis. Artinya, pengetahuan yang dikonstruksi mampu dipelajari dan ditularkan kepada yang lain melalui jembatan komunikasi yang efektif. Komunikasi efektif berarti terdapat kesamaan persepsi antara penutur dan mitratutur atau antara penulis dan pembaca dalam kehidupan pembelajaran bahasa Indonesia yang berbasis Higher Order Thinking  (HOT).

Komunikasi dalam konteks lain berkaitan dengan pembelajaran  yang berbasais Higher Order Thinking  (HOT) adalah suatu interaksi positif antara peserta didik tentang konsep yang dipelajari. Komunikasi dalam pembelajaran Higher Order Thinking  (HOT ) merupakan sebuah wadah dalam melakukan diskusi secara intensif, sehingga  sharing informasi sesama warga belajar memunculkan sikap menghargai perbedaan sikap dan pendapat. Dengan membiasakan berkomunikasi secar efektif dalam proses belajar mengajar keberagaman karakter para peserta didik dapat menghasilkan pembelajaran yang berbasis Higher Order Thinking  (HOT).

Kriteria Pembelajaran Berbasis  Haigher Older Thinking (Hot)

Penelitian yang dilakukan oleh Bloom ,(Resnick 1987)  Higher Order Thinking (HOT) merupakan kemampuan abstrak yang berada pada ranah kognitif dari taksonomi sasaran pendidikan yakni mencakup analisiss, sintesis, dan evaluasi.  Adi W. Gunawan  (2010) mendefinisikan hHigher Order Thinking (HOT) sebagai strategi dengan proses berpikir tingkat tinggi, dimana peserta didik didorong untuk memanipulasi informasi dan ide-ide dalam cara tertentu yang dapat memberikan mereka pengertian dan implikasi baru.

Dari be erapa teori tentang strategi  pembelajaran berbasis Higher Order Thinking (HOT) di atas dapat disimpulkan bahwa strategi Higher Order Thinking (HOT)(HOT) merupakan strategi menggunakan proses berpikir tinggi yang mendorong peserta didik untuk mencari dan mengeksplorasi informasi sendiri  mencari struktur serta hubungan yang mendasarinya, menggunakan fakta-fakta yang tersedia secara efektif dan tepat untuk memecahkan masalah. Strategi ini dapat merangsang peserta didik untuk menginterpretasikan, menganalisa informasi sebelumnya, sehingga tidak monoton. 

Pembelajaran  konvensional biasanya guru mencecoki peserta didik dengan banyak informasi  hafalan  dan ingatan, namun dalam pembelajaran Higher Order Thinking (HOT)) guru mengajarkan kepada  peserta didik cara mencari sumber informasi, mengevaluasi informasi yang didapat dan  menggunakan informasi tersebut untuk dirinya  dan  orang lain.

Selanjutnya, strategi  Higher Order Thinking (HOT) (HOT) bergantung kepada kemampuan guru dalam menyusun pertanyaan yang akan  menuntut peserta didik berpikir pada tingkat yang lebih tinggi,  sehingga peserta didik dapat memecahkan masalah. Aspek Higher Order Thinking (HOT)  meliputi aspek berpikir kritis, berpikir kreatif dan kemampuan memecahkan masalah. Jadi, Higher Order Thinking (HOT) dapat mendorong peserta didik  lebih kritis, kreatif, dan memiliki kemampuan  pemecahan  masalah.

 Pembelajaran   di  kelas  sudah seharusnya dimulai dengan merangsang peserta didik untuk berpikir lebih aktif dari masalah nyata yang pernah dialami atau dapat dipikirkan peserta didik. Dengan cara seperti itu, peserta didik tidak hanya disuguhi dengan teori-teori dan rumus- rumus yang sudah baku, akan tetapi peserta didik dilatih dan dibiasakan untuk belajar memecahkan masalah selama  pembelajaran  berlangsung.

Terdapat tiga alasan mengapa harus menggunakan Higher Order Thinking (HOT) (HOT)  dalam pembelajaran   yaitu :

 Mengerti Informasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun