Mohon tunggu...
Muklis Puna
Muklis Puna Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menakar Kejujuran Siswa dalam Ujian Berbasis Online

11 Desember 2023   21:06 Diperbarui: 11 Desember 2023   21:28 681
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Dokumen Pribadi 

Rasa percaya diri yang tumbuh pada diri peserta didik, saat ikut ujian berbasis online akan berdampak pada kejujuran yang dimunculkan oleh siswa. Kedepannya akan muncul siswa yang penuh kesiapan dan percaya diri dengan tidak bergantung pada orang lain saat mengikuti ujian. 

Ada keanehan rasanya apabila  peserta ujian berbasis online dapat mencotek pada teman di samping dalam waktu yang lama seperti pada ujian berbasis paper atau kertas. 

Jika dibandingkan dengan ujian berbasis kertas , biasanya para siswa yang suka mencotek, mereka akan bergantung pada teman di samping. Bahkan bukan hanya bertanya, mereka menyalin semua jawaban teman ke lembaran jawabannya bila tidak diketahui pengawas. Hal ini telah menjadikan siswa tidak jujur pada saat berproses untuk menjadi pemimpin masa depan. 

Aplikasi Pelaksanaan Ujian 

Untuk menjawab kesenjangan  dalam menciptakan kejujuran di kalangan peserta didik melalui ujian online. Zaman kecerdasan buatan seperti ini cukup banyak aplikasi yang dapat digunakan, terutama untuk mendeteksi tingkat kejujuran peserta didik dalam mengikuti ujian di sekolah.

 Pertanyaannya adalah  bagaimana bisa muncul kejujuran dari peserta didik pada saat ujian online, padahal mereka buka atau searching di google untuk mencari jawaban Hal seperti ini sangat mudah diatasi dengan memilih dan menggunakan aplikasi yang tepat.  

Misalnya, ada aplikasi yang disediakan di Google Play Store  untuk model pelaksanaan ujian. Tinggal para pelaksana ujian memilih mana yang sesuai dengan karakteristik soal, materi dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki siswa. Ada aplikasi online yang digunakan bisa memaksakan peserta ujian untuk berlaku jujur. Hal ini seperti peserta ujian mencoba membuka  layar baru di android atau iPhone dengan tujuan membuka mesin pencarian, baik google atau mesin pencari lainnya, maka peserta ujian tersebut akan dikeluarkan dari sistem ujian.

Agar bisa masuk kembali ke sistem ujian berbasis online , maka peserta  ujian harus melakukan scan barcode ulang pada panitia atau pengawas ujian.  Hal ini berati para peserta ujian melakukan tindakan curang, tidak jujur dan tindakan tidak terpuji.

Seandainya pihak sekolah mau maju sedikit saja untuk mengubah sistem pelaksanaan ujian berbasis online , dapat dibayangkan pembentukan karakter siswa ke hal -hal yang jujur akan terbentuk. 

Ternyata kejujuran yang ada pada diri manusia dapat juga dibentuk dengan sistem dan teknologi yang lebih maju. Hal ini juga dibutuhkan campur tangan guru sebagai fasilitator dalam memahamkan bahwa pentingnya kejujuran bagi seorang siswa sebagai calon pemimpin bangsa masa depan.

Umpan Balik yang  Diharapkan 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun