Pemilihan umum yang diselenggarakan pada Tahun 2009, ternyata membuahkan hasil bagi partai lokal. Hampir 50  persen suara diraih oleh partai Aceh ( PA)  di DPRA. Selanjutnya. Mereka juga menguasai hampir semua kursi di seluruh Kabupaten/.Kota yang ada di Aceh. Untuk pemilihan Gubernur  Partai Aceh juga mengalami kemenangan  yang Luar Biasa Â
Dengan kemenangan pada dua dan event politik baik pemilihan caleg dan Pemilihan Gubernur untuk provinsi Aceh membuat masyarakat dan  mantan Combatan GAM semakin bersemangat. Berbagai. Program dimunculkan oleh sang Propaganda GAM semasa konflik yang berhasil menang dalam pemilu tersebut.  Program Jaminan Kesehatan Aceh ( JKA) yang menjadi program andalah gubernur Terpilih Irwandi Yusuf menambah khasanah kepercayaan masyarakat. Aceh terhadap mantan combatan GAM Yang berada di pucuk pimpinan. Ada banyak program- program yang dirancang pada rentang waktu tersebut yang membuat masyarakat semakin percaya dan memberikan amanah kepada partai lokal. Â
Program-program yang dirancang tidak hanya untuk kemaslahatan masyarakat , akan tetapi untu anak yatim, janda-janda dan orang -orang yang telah berkorban dalam perjuangan mereka dibantu dan disantuni. Untuk mantan combatan sendiri pemerintah memberikan dana yang luar biasa seperti dana integrasi melalui Badan Reintegrasi Aceh ( BRA) . Selain bantuan tersebut para mantan pejuang juga diberikan lahan pertanian yang luar biasa untuk dikelola dan  dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan ekonomi keluarga.Â
Mantan -mantan pejuang yang  dulu memanggul senjata di bahu kini menyelipkan pena di saku. mereka mulai membangun negeri Serambi Mekah dengan segala keterbatasan dan Sumber Daya Manusia ( SDM) yang dimiliki. mereka yang dulu tidak punya apa-apa kini menjadi orang -orang yang berada dengan segala kecukupan. proyek-proyek besar mereka dapatkan dengan segala kemudahan  yang diberikan oleh para pimpinan pemerintahan.Â
Segala program yang diusulkan di parlemen atau DPR sangat mudah untuk disetujui. Hal ini karena mereka menguasai parlemen hampir 50 % dari jumlah anggota parlemen yang ada.  Anggota  DPR dari partai nasional hanya berfungsi sebagai pelengkap saja dalam sebuah parlemen. Mereka minoritas di tengah mayoritas, akibatnya keputusan yang diambil dalam setiap rapat  berdampak pada seluruh usulan partai lokal
Euforia Mantan Pejuang di Pemerintahan
Pada Tahun 2012 , pemilu untuk memilih  Capres dan Wapres,  Calon Gubernur dan Wakil,  DPRRI, DPRA, DPR Kabupaten/ Kota di seluruh Indonesia dilakukan secara serentak.  Keadaan politik  pada rentang waktu tersebut mulai berubah.
 Suasana politik mulai  tergesek.  hal ini ditandai dengan munculnya partai lokal yang lain selain dari Partai Aceh  (PA) adapun  partai -partai tersebut adalah  Partai Naggroe Aceh ( PNA) Partai daulat Aceh (PDA) dan  Partai sentral informasi referendum  Aceh ( Sira) namun ada juga partai lain yang muncul saat itu namun tidak memenuhi kuota yang ditentukan oleh KPU sehingga mereka  tidak lolos dan tidak memiliki wakil di DPR baik kota/ Kabupaten, maupun  DPRA. Â
Pada tahun 2012 Partai lokal mulai bersaing ketat untuk merebut perhatian dari masyarakat  Aceh, terutama Partai Aceh ( PA) dan Partai Naggroe Aceh (PNA) Kedua partai ini merupakan sama sama dari organisasi induk Gerakan Aceh Merdeka. ( GAM) . Munculnya eforia dari partai penguasa membuat  perhatian masyarakat aceh mulai melirik partai lain selain partai Aceh ( Pa)Â
Euforia yang dimunculkan oleh  sebagian combatan yang mampu merebut perhatian pimpinan partai dan memunculkan sikap arogansi terhadap partia lain yang baru muncul baik loka maupun nasional.  Euforia ini telah menjadikan sebuah  jurang antara masyarakat dan pihak  partai yang selama ini menduduki posisi di Aceh.  Masyarakat Aceh yang dulunya memberikan kepercayaan penuh terhadap partai penguasa kini mulai berubah. menurut mereka partai penguasa tersebut merupak sebuah representatif masyarakat aceh dalam pemerintah. mereka beranggapan bahwa partai yang dilahirkan melalui perjuangan yang berdarah-darah kini  sudah mulai menampakkan arogansi dan eforia di tengah masyarakat sebagai pemilih. Â
Konflik-konflik politik yang dilakukan di jalan raya secara masif dengan tidak menghargai pengguna jalan telah menunjukkan bahwa  partai penguasa sedang menarik diri secra pelan-pelan dari pergulatan politik di Aceh.  raungan sirene dan pekikan klakson kendaraan pada saat melakukan kampanye  dengan tidak menghargai masyarakat selaku pemberi mandat telah memudarkan kepercayaan kepada partai penguasa yang ada di Aceh.Â