Mohon tunggu...
Muklis Puna
Muklis Puna Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Pernak-Pernik Gaya Bahasa dalam Bahasa Indonesia

26 November 2023   16:38 Diperbarui: 1 Desember 2023   08:06 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam tulisan ini penulis tidak akan membahas secara detai keseluruhan gaya bahasa yang ada  dalam bahasa Indonesia. Semua jenis dan bentuk gaya bahasa yang sudah disebutkan di atas mempunyai peran utama dalam berbahasa.  Peran ini merupakan bukti bahwa gaya bahasa tidak bisa dipandang sebelah mata.  Berbahasa tanpa menggunakan gaya bahasa akan membuat bahasa dan komunikasi yang digunakan akan berlangsung kaku. 

Gaya Bahasa Merupakan Representasi Budaya dan Daerah 

Dalam materi  pembelajaran Bahasa Indonesia, gaya bahasa indentik dengan pribahasa. Pribahasa ini lebih dekat dengan  bahasa melayu .  Bahasa melayu merupakan rumpun terbesar setelah dan  termasuk rumpun Austronesia. Rumpun bahasa melayu sudah menghasilkan tiga bahasa nasional, yaitu bahasa Indonesia yang mengusai nusantara, bahasa melayu itu sendiri yang digunakan sebagai bahasa nasional di negara Malaysia. Selanjutnya, di Singapura bahasa melayu juga dijadikan bahasa nasional ke dua setelah Bahasa Inggris. 

Rumpun Austronesia ini merupakan rumpun terbesar dari sejumlah bahasa di dunia. Di Indonesia sendiri  Bahasa melayu dikuasai hampir sepanjang daratan pulau - pulau yang ada di Nusantara. 

Bahasa Melayu mempunyai keunikan yang luar biasa, sehingga disebut linggua franca, artinya bahasa ini sudah digunakan oleh kerajaan kerajaan besar di nusantara sebelum Indonesia itu ada. Kerajaan seperti Samudra Pasai di Aceh, Sriwijaya di Sumatera dan Gajah Mada , mereka sudah menggunakan bahasa melayu sebagai bahasa perhubungan. 

Pada zaman dahulu, mereka menganggap orang -orang yang punya keunikan dalam menggunakan  gaya bahasa sebagai orang cerdas dan orang pilihan. Kemampuan bergaya bahasa ria  telah mencerminkan kecerdasan yang dimiliki. Orang - orang yang punya kompetensi bergaya bahasa tinggi akan dijadikan juru bicara pada kerajaan - kerajaan besar. 

Hal ini terbukti bahwa gaya bahasa mengambil peran yang luar biasa dalm mengangkat harkat dan martabat seseorang. Dari pemahaman tersebut munculah anggapan bahwa  orang- orang cerdas, cerdik, bijak, dan bijaksana akan tampak pada pengelolaan gaya bahasa saat berkomunikasi, baik formal maupun non formal.

Menguasai Gaya Bahasa Berarti Menguasai Seni  Berbahasa

Berbicara itu seni, maka nikmatilah! itulah sebuah motto yang sering terdengar dalam pembelajaran keterampilan berbicara pada materi bahasa Indonesia. 

Selanjutnya," Pembicara itu tidak dilahirkan, akan tetapi diasah" motto ini merupakan sebuah Ikon untuk memotivasi pembicara dalam materi debat. Permasalahannya adalah bagaimana hubungannya dengan gaya bahasa yang dimiliki oleh seseorang?

Seseorang dianggap cerdas dalam berbicara apabila Ia mampu meracik dan meramu gaya bahasa dengan menggunakan diksi yang bertenaga, sehingga mampu mempersuasif dan menghipnotis pendengar terhadap tujuan dan  materi pembicaraan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun