Mohon tunggu...
Mukhlis
Mukhlis Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Paragraf Deskripsi, Teori, Praktik, dan Pendekatan

23 November 2023   12:00 Diperbarui: 23 November 2023   12:03 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Sumber gambar: scribd.com/Uploaded byNur Azizah Acha

 

Oleh: Mukhlis, S.Pd., M.Pd. 

Paragraf  dalam tataran sintaksis merupakan satuan  bahasa terbesar.  Satuan terbesar maksudnya  karena paragraf merupakan wadah tempat berkumpulnya satuan- satuan bahasa lainya, seperti kalimat, klausa, frasa, kata, morfen, fonem dan fon.   Kalau ditinjau dari segi pengkajiannya,  sintaksis mengkaji tentang paragraf, kalimat, klausa dan frasa. Sedangkan kata, morfen, dan morf termasuk bidang kajian morfologi. Selanjutnya, fonem dan fon dikaji dalam bidang morfologi.

Walaupun paragraf merupkan suatu wadah bagi ketiga satuan tata bahasa yang telah disebutkan di atas, tetapi paragraf mempunyai jenis-jenis tersendiri. Pembagian jenis-jenis paragraf  bergantung pada cara dan tujuan penyajiannya masing-masing. Ditinjau dari cara dan tujuan peyajian paragraf dibagi lima  jenis, yaitu  jenis paragraf yang menceritakan suatu peristiwa disebut dengan paragraf narasi, kedua adalah paragraf yang bertujuan melukiskan suatu kedaaan atau gambaran tentang suatu objek kepada pembaca disebut paragraf deskripsi. Jenis paragraf yang ketiga adalah paragraf ekposisi, paragraf ini berfungsi memberikan informasi kepada pembaca tentang suatu permasalahan, proses terjadinya sesuatu dan petunjuk melakukakan suatu kegiatan. 

Paragraf yang ke empat adalah paragraf persuasif,  yaitu paragraf yang mengajak pembaca untuk melakukakan tindakan sebagaimana kemauan dari penulis persuasi tersebut. Selanjutnya paragraf argumentasi, paragraf ini disajiakan dengan mengandalakan alasan-alasan yang logis dengan tujuan mempenguruhi pembaca  agar memahami apa yang dipahami oleh penulis tentang suatu permasalahan.      


Dari  lima jenis paragraf  di atas, yang menjadi  pembahasan dalan penelitian ini adalah paragraf deskripsi. Secara umum paragraf ini merupakan suatu bentuk yang paragraf yang melukiskan  tentang suatu objek dan  keadaan  yang ada. Karena objek dan keadaan yang dilukiskan dalam paragraf ini maka indera merupakan media yang berpengaruh terhadap paragraf deskripsi ini.  

Selanjutnya,  Keraf (2005:16)  mengemukan tentang  paragraf  " Deskripsi   adalah semacam bentuk paragraf yang  berusaha menyajikan suatu objek  atau suatu sedemikian rupa, sehingga objek itu berada di depan mata  pembaca, seakan-akan pembaca melihat sendiri objek itu. Deskripsi memberi suatu citra mental  mengenai sesuatu yang dialami misalnya pemandangan, orang atau sensasi"  

Pengertian  di atas, memberikan sebuah gambaran bahwa paragraf deskripsi ingin membuat pembaca menginderai apa yang dilukiskan penulis dalam sebauah paragraf, baik berupa objek, maupun hal atau keadaaan. Rangsangan indera yang diberikan oleh penulis kepada pembaca dalam memahami sebuah lukisan melalui untaian kata-kata  tentang objek dan keaadaan  ditentukan melalui pengalamam langsung si penulis.  Senada dengan pengertian di atas,   Asrom, dkk ( 2000: 13) mengemukakan tentang deskripsi adalah

Tulisan yang berusaha memberikan perincian atau melukiskan dan mengemukakan objek yang sedang dibicarakan (seperti orang, tempat, suasana atau  hal lain) dalam menulis deskripsi setidaknya ada dua hal yang penting kita miliki. Pertama kesanggupan berbhasa yang kaya akan nuansa dan bentuk. Kedua, kecermatan pengamatan dan keteliitian penyelidikan terhadap objek yang akan  ditulis.

Suatu deskripsi harus dapat memberikan gambaran tentang objek  yang jelas kepada pembaca. Hal ini baru dapat tercapai apabila kedua perrsyaratan di atas dipenuhi.  Sebuah deskripsi bukanlah sebuah tumpukan kalimat yang tidak jelas apa yang dibicarakan. 

Akan  tetapi, sebuah deskripsi harus memilki tenaga  yang kuat melalui untaian-untaian kalimat yang kompak dalam melukiskan suatu objek, sehingga seolah-olah pembaca berada langsung dalam suasana yang dilukiskan. Begitu juga, jika penulis menggambarkan suatu tempat atau hal lain dalam paragraf deskripsi. Dengan kata lain, segala indrawi yang dimiliki pembaca harus betul-betul berfungsi ketika berhadapan dengan paragraf deskripsi.   

 
Selanjutnya, Rahayu (2007:158)  menyatakan bahwa "tulisan deskripsi merupakan bentuk tulisan yang berusaha memberikan perincian dari objek yang sedang dibicarakan. Penulis memindahkan kesan-kesanya, memindahkan hasil pengamatan dan perasaannya kepada pembaca."  Paragraf deskripsi tidak hanya terbatas pada apa yang dilihat, di dengar, dicium dan diraba.  

Dalam  hal lain, penulis juga dapat melukiskan sebuah perasaan yang dimiliki kepada pembaca. Perasaan tersebut dapat berupa perasaan takut, enggan, cinta  benci dan dendam. Selain itu, untuk melukiskan suara bunyi yang menakutkan, raung gemerincing juga dapat dilakukan dengan menggunakan paragraf deskripsi.


Ketiga  batasan yang telah dikemukakan di atas, pada hakekatnya adalah sama  karena  paragraf deskripsi adalah sebuah paragraf yang menghidupkan  daya khayal pembaca  dengan mengaktifkan semua indrawi tentang suatu objek yang dilukiskan  dalam paragraf tersebut.  


 Tujuan Menulis  Paragraf Deskripsi

Rosdiana, dkk (2008: 3.21) menyatakan bahwa menulis deskripsi bertujuan membuat para pembaca menyadari dengan hidup apa yang diserap penulis melalui pancaindera, merangsang perasaan pembaca mengenai apa yang digambarkannya, menyajikan suatu kualitas pengalaman langsung. Objek yang dideskripsikan mungkin sesuatu yang bisa ditangkap dengan pancaindera kita, sebuah pemandangan alam, jalan-jalan kota, tikus-tikus selokan atau kuda balapan, wajah seseorang yang cantik, atau seseorang yang putus asa, alunan musik atau gelegar guntur, dan sebagainya.


Selanjutnya  Semi (2007: 66) bahwa menulis deskripsi bertujuan untuk memberikan rincian atau detil tentang suatu objek, sehingga dapat memberi pengaruh pada emosi dan menciptakan imajinasi pembaca bagaikan melihat, mendengar, atau merasakan langsung apa yang disampaikan penulis.

Berdasarkan pemaparan tentang tujuan menulis deskripsi di atas, bahwa dalam menulis karangan deskripsi pembaca diharapkan akan terbawa oleh sesuatu yang dirasakan, dialami oleh penulis dengan begitu keduanya seolah terbawa dalam satu tempat maupun suasana yang sama.


 Ciri-ciri Paragraf  Deskripsi

Mendeskripsikan sesuatu dalam karangan deskriptif memerlukan  pengamatan yang cermat dan ketelitian. Untuk  mengembangkan satuan kata yang bermakna sehingga pembaca dapat memahaminya seolah-olah mereka sendiri yang melihat, mendengar, merasakan, atau menikmati, maka kita perlu  memahami ciri-ciri  karangan deskriptif. 

Menurut Semi (2007:66), terdapat lima ciri menulis esai deskriptif, yaitu:  a) Karya deskriptif menunjukkan rincian atau hal-hal khusus tentang suatu objek.  b) Esai deskriptif lebih cenderung mempengaruhi emosi dan membentuk imajinasi pembaca.  c) Karangan deskriptif biasanya mengenai obyek-obyek yang dirasakan oleh panca indera, sehingga subyeknya biasanya berupa benda, alam, warna dan manusia.  d) Menyajikan karangan deskriptif dengan gaya menarik dan  pilihan kata yang paling berkesan.  e) Penataan ruang lebih sering digunakan dalam organisasi profesional.

Pendapat lain mengatakan bahwa ciri-ciri  menulis paragraf deskriptif adalah: (1) mendeskripsikan atau menyajikan sesuatu, (2) uraian dibuat sejelas-jelasnya, menggunakan kesan indrawi, (3) membuat pembaca atau pendengar merasakan atau mengalaminya sendiri ( http://id.wikipedia.org).  Hal ini sesuai dengan anggapan bahwa ciri-ciri karangan deskriptif adalah: a) karangan deskriptif, yaitu. permasalahan yang menyangkut panca indera (penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa atau peraba) dijelaskan secara rinci, b) representasi spasial. memesan, yaitu uraian atau uraian dalam rincian-rincian yang berurutan, c) dalam uraian tentang benda atau orang yang diperoleh melalui pengamatan secara rinci terhadap bentuk, warna dan keadaan benda itu, menurut pemahaman penulis. Oleh karena itu ciri-ciri karya deskriptif ini mempunyai ciri khas yaitu bertujuan untuk mendeskripsikan suatu objek (http://perpustakaan-online.blogspot.com).  

Berdasarkan pendapat di atas, kita dapat menyimpulkan tentang ciri-ciri paragraf deskriptif, yaitu: (1) isi paragraf bersifat informatif, (2) penulisan paragraf berdasarkan observasi, (3) pembaca diajak. menikmati  yang  dinikmati (mencerminkan kesan penulis) seolah-olah ingin melihat, mendengar, merasakan atau menikmati, (4) urutan peristiwa bukan yang utama, yang penting pesan tersampaikan kepada pembaca .  

 Deskripsi Indikatif 

Tujuan dari  deskriptif adalah memberikan  gambaran mengenai objek yang dideskripsikan, mengaktifkan dan merangsang imajinasi pembaca terhadap objek yang dideskripsikan. Deskripsi ini sering ditemukan pada pendahuluan sebuah  seni . Pemilihan paragraf ini pada  pendahuluan membuat pembaca semakin tertarik dan menimbulkan rasa ingin tahu terhadap permasalahan yang disampaikan. Mengenai hal  tersebut, Rahayu (2007:158) menyatakan bahwa deskripsi referensial adalah "Menciptakan dan memungkinkan imajinasi pembaca untuk menggunakan kata-kata yang dipilih penulis  dalam  menggambarkan sifat, dan watak suatu benda.  

Menulis paragraf deskriptif membutuhkan banyak kosakata. Kosakata yang kaya adalah kosakata yang mampu merangsang daya khayal dan imajinasi pembaca terhadap objek yang dideskripsikan. Dengan kata lain, penulis deskripsi yang menggugah harus berhati-hati dalam memilih kata-kata yang kuat untuk objek yang dideskripsikan. 

Mendeskripsikan suatu objek dengan pilihan kata yang tepat membuat pembaca semakin dekat dan menyatu dengan objek tersebut. Dengan mengoreksi kata-kata yang kuat menjadi kalimat yang tepat, hal ini menciptakan kegembiraan pada pembaca  dan bagian tersebut menjadi bernuansa. Selain itu, kata-kata yang bernuansa juga dapat mendukung penulisan  paragraf deskriptif yang sugestif. Selain itu, Asrom dkk (2000:13) memberikan gambaran  deskripsi sugestif.  

Deskripsi  bertujuan untuk menimbulkan gambaran, kesan atau sugesti tertentu, seolah-olah melihat obyek (gambar) secara utuh sebagaimana pengarang mengalaminya secara fisik. Penulis mencoba melakukan hal tersebut dengan menyampaikan kesan, pengamatan dan perasaan kepada pembaca. Selain itu, penulis juga menyampaikan sifat bentuk-bentuk yang ditemukan dan segala detail pada objek (yang ditulis), sehingga deskripsi sugestif berusaha menciptakan rasa terhadap objek melalui imajinasi pembaca.   Setiap objek yang digambarkan dalam uraian ini tidak  terbatas pada apa yang dapat dirasakan oleh  indera (penglihatan, penciuman, perabaan, pendengaran dan perasaan). Namun perasaan dan emosi ketakutan dan frustasi juga dapat digambarkan dengan menggunakan media deskriptif ini. Situasi atau suasana  peristiwa, serta apa yang  dipikirkan atau direncanakan penulis, dapat diungkapkan melalui uraian yang sugestif  

 Uraian Teknis (Deskripsi Penjelasan)  

Penulisan deskripsi teknis lebih  menekankan pada menampilkan jumlah kata. Identifikasi harus dilakukan dalam penyusunan uraian ini, namun dalam hal ini uraian hanya diungkapkan dalam kata-kata sebagai sarana uraian. Diungkapkan oleh (2000: 13) bahwa "Tujuan deskripsi teknis adalah untuk memberikan identifikasi atau informasi tentang suatu objek sehingga pembaca dapat mengenalinya ketika bertemu atau bertemu dengan objek tersebut." deskripsi hanya menyampaikan informasi  teknis. Karena uraian ini menyampaikan informasi tentang objek secara teknis, maka uraian ini memerlukan  informasi khusus tentang objek yang ingin disampaikan kepada pembaca.  

Spesifikasi teknis berbeda dengan spesifikasi yang direkomendasikan. Deskripsi teknis tidak menggunakan imajinasi   pembaca untuk memahami objek yang dijelaskan. Namun yang membedakan deskripsi ini adalah ia mencoba menanamkan pemahaman dan pengertian kepada pembacanya terhadap sesuatu. Semua hal yang ingin  penulis informasikan kepada pembaca dapat ditulis dengan uraian teknis ini.  

Objek yang lebih mudah dideskripsikan dengan deskripsi teknis adalah  objek yang  terlihat. Misalnya, untuk memperkenalkan seseorang, Anda bisa mulai memasukkan ciri-ciri fisiknya: tinggi badan, jenis kelamin, warna kulit, bentuk wajah, mata, hidung, rambut, dll. Selain itu, Ia juga dapat  menetapkan fungsi bagian-bagian tubuhnya (cara berjalan, makan, berbicara dan cara membuat bagian-bagian tubuhnya)  Selain itu, Keraf (2003:31) menyatakan bahwa deskripsi teknis adalah "Tulisan yang menyajikan unsur-unsur suatu benda dapat disebut juga identifikasi dan deskripsi teknis. Meskipun sama-sama menghadirkan unsur suatu benda, namun deskripsi lebih menekankan pada objek daripada keseluruhannya." 

Penulis adalah Pemimpin Jurnal Aceh Edukasi  dan Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun