Mohon tunggu...
Muklis Puna
Muklis Puna Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Negeriku dalam Cerita

21 November 2023   17:01 Diperbarui: 21 November 2023   17:01 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Sumber gambar: Pixabay 

Mukhlis, S.Pd., M.Pd. 

Negeriku
Meracau balau dalam gemilau
Hukum digusur ke gunung-gunung
Kota-kota telah diracuni bisingnya napas para korupsi
Borok menganga dikeribungi lalat


Negeriku betapa ngeri dirimu
Merkuri menerangi pelacur jalanan
Maling mendengkur di dada persada
Lembaran sayap garuda diserak di jalan politik

Orang miskin antri puluhan kilometer
Mulutnya menganga menunggu tetesan beras 


Negeriku
Dua ratus  tujuh puluh juta rakyat, 

duduk mengharap cita dalam kapal pesiarmu
 

Negeriku
Hutan-hutan dibabat,
Sawah-sawah   ditanami gedung  
 
Negeriku apes benar nasibmu
Kemarin pagi kulihat ibu muda mengendap-ngendap di
balik tong sampah
Besi pengait di tangan tampak aus, digigit puntung
rokok dan kaleng bekas
 

Negeriku
Napasku tersangkut di tenggorokan
Ludahku mengental dalam kerongkongan


Aku membatin
" Beginikah nasib pemulung di negeri kaya?"

Negeriku...


Kemana lagi aku dan mereka mengadu?
Pada wakil di gedung terhormat?
Mereka juga biang maling dalam perahumu


Bukankah kami telah mewakilkan semua pada mereka?
Kami ingin...


Rumah mewah
Mobil bermerek
Jalan jalan keluar negeri

Itu Semua sudah mereka wakili


Lhokseumawe, November  2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun