Mohon tunggu...
Muklis Puna
Muklis Puna Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dentingan Waktu Memutar Arah

20 November 2023   09:03 Diperbarui: 20 November 2023   09:43 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
  Sumber gambar: Pixabay 

 

Oleh:Mukhlis, S.Pd., M.Pd

Kau pendobrak gerbang istana
Tali pusar melilit di jalanmu
Aku  merangkak di gerbang menyusur  bulan  sabit

Dentingan  menit memutar arah
Kau tergesa-gesa menopang langit
Darah persalinan bunda masih menetes di mata kaki
Ari- ari mu belum habis disantap belatung,
Kau  sudah berlarian menjengkal bumi

Aku memikul ragu di pundak
Barisan pulau menjalar di jidatku
Danau peluh mengapung di lesung pipi
Kenapa jasadmu tak membekas bayang
Kenapa kakimu tak mencium bumi
Atau mungkin,
Kau selingkuhan malaikat

Kau dan  Aku  berada dalam kereta panjang
Adakah kau dengar raungan peron  merangkak menuju napas  terakhir
Aku  telah kau campakkan dalam jarak tak berentang
Padahal setelah kau dahaga dengan susu bunda,
Aku menyusul giliran

Kini, telah kulepaskan pelukan harapan
Jemari tak lagi merangkul kepalan
Lengan kubiarkan sejajar bahu
Mataku telah kuberi tirai
Sang pemburu nyawa merampas harapan pada jiwa yang angkuh

Aku tetap menanti di  gerbang
Saat waktu mengundang  pulang
Antrean membuncit  mengapit masa
Penngait mu patah digilas peron

Lhokseumawe,  November 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun