Mohon tunggu...
Muklis Puna
Muklis Puna Mohon Tunggu... Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kolaborasi Antara Orang Tua dan Guru:Menakar Kompetensi Guru dalam Menghadapi Kecerdasan Artificial Intelegensi (AI)

19 November 2023   12:53 Diperbarui: 19 November 2023   18:31 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini merupakan fenomena yang berkembang bagai bola salju dalam dunia pendidikan hari ini. Artinya, semakin bola salju itu di gelinding, maka semakin tebal dan besar bola tersebut. Begitulah permasalahan guru yang  terjadi selama ini.

Guru Masih Enggan untuk Beradaptasi dengan Teknologi


Berdasarkan data statistik  Persebaran Guru menurut Usia  Tahun 2022 menunjukkan  pendidikan Indonesia masih diasuh oleh guru yang berusia  50 s.d 59 tahun. Mereka masih mendominasi dalam ranah pendidikan Indonesia selain dari rentang  usia 30 s.d 49 Tahun.https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/01/11/mayoritas-guru-di-indonesia-generasi-milenial.


Selain dari angka tersebut,kaum milenial sudah mulai meramaikan dunia pendidikan Indonesia hari  ini khususnya berkaitan dengan pengampu mata pelajaran.  Walaupun  sudah banyak yang berasal dari kaum milenial ternyata masih ada diantara kedua kelompok usia tersebut yang belum siap menghadapi gelombang kecerdasan Artificial Intelegensi ( AI) . 

Hal ini terus menjadikan dunia pendidikan sebagai ladang praktik kecerdasan tersebut.  Apalagi sebagian dari mereka yang menguasai teknologi informasi telah memanfaatkan aplikasi yang dihasilkan oleh kecerdasan  Artifisial Inteligensi (AI)  sebagai media pembelajaran.  Hal tersebut telah memberikan cara  praktis terhadap tugas mereka.


Dengan memanfaatkan.kecerdasan Artifisial Inteligensi (AI)  dalam melaksanakan tugas pokok sebagai guru mereka tidak sadar bahwa peran pengganti sudah hadir untuk mengusir mereka dari ruang - ruang kelas. 

Ini merupakan suatu keanehan yang berlaku di tengah kehidupan guru hari ini. Ada keanehan yang muncul adalah para guru yang memahami teknologi secara tanggung , mereka mengajak para peserta didik untuk ramai - ramai menggunakan produk kecerdasan Artifisial Inteligensi (AI)

Pudarnya Marwah Guru di Tengah Kehidupan Peserta Didik


Sebagai masyarakat beradab dan berbudaya, kemajuan teknologi tidak bisa ditolak. Para guru dan insan pendidik tidak boleh mengutuk zaman berserta teknologi yang dimiliki. Namun  diharapkan mereka mampu mengimbangi kemajuan tersebut sehingga menjadi pemimpin dalam pembelajaran. 

Pemimpin pembelajaran seperti yang diharapkan dalam program guru penggerak. Pemimpin pembelajaran dalam konteks ini adalah menguasai semua konsep  pembelajaran dengan mengacu pada karekteristik guru yang bisa diteladani.


Sebagaimana yang  pernah penulis seni pada artikel sebelumnya bahwa ada hal yang bisa dipertahankan sebagai guru di tengah tantangan pembelajaran yang dihadapi. Sebagai sosok yang ditiru dan digugu , guru sudah mulai ditinggalkan secara perlahan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun