Â
Oleh :Mukhlis, S.Pd., M.Pd.Â
Â
(1)
Lorong-lorong sempit menguap kelaparan
Udara pengap mendendangkan kemiskinan
Ruang tamu, dapur, dan kamar mandi dihela  ke kamar tidur
Bocah- bocah lugu main bola di lapangan olahraga sang bapak
(2)
Di sini..
Di kota - kota
Orang-orang  miskin merayap bagai laron mengejar lampu jalanan
Mandi dari aliran peluh membajiri kening
Baju- baju harga kiloan  menutup resahnya hidup
Farfum pewangi mengundang lalat pesta pora
(3)
Tuan..
Beda kentara dengan nasibmu
Garasi mobil tak berbanding gubug mereka
Lantai granit memantul  ketamakan
Pintu  kalpanis  merek luar negeri  bebas cukai
Kamar tidur menguap salju dibalik dinding
Â
(4)
Pagi-pagi tuan beranjak
Kaki dibungkus sepatu berkelas
Mimggu panjang tuan belanja di mal bintang lima
Â
(5)
Gang sempit terus menyanyikan perih
Bisingnya jeritan cacing mengusir batu  diperut
Manisan  madu meleleh di punggung
Khotbah-khotbah kesejahteraan telah menidurkan anggota sidang
(6)
Rumah kardus terus menumpuk di tengah kota
Tuan mulai geram
Di  gedung  miliknya
Tuan mengusir dengan goresan
Tanaman tomat dipinggir jamban
Tuan tanami gedung  wisata
Bergerombolan mereka dikandangkan
(7)
Aku hanya mengurut dada
Menahan  geram
Menelan ludah
Mengunyah cerita
Kuanggap mimpi
Biar rasa tak.merabuk jiwa
Lhokseumawe, Â November 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H