Mohon tunggu...
Muklis Puna
Muklis Puna Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Legenda Pahlawan Sejati

14 November 2023   07:20 Diperbarui: 14 November 2023   07:35 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

      Oleh: Mukhlis, S.Pd., M.Pd 

Riwayatmu   dihembuskan seperti legenda
Namamu terlukis di  awan kabut politik kolosal
Perjuanganmu dipatah dengan ocehan bodong
Gerombolan politik bermuka dua, memburamkan  riwayatpanjang


Riwayatmu   dihembuskan bak legenda
Puluhan jua roh mu  mondar-mandir dalam jasad
Ilalang  gunung hangus dibakar propaganda  
 

Riwayatmu ditelungkupkan dibalik karpet merah
Dua puluh tahun aku mengupas bola mata,
Tak terukir namamu dalam sejarah negeri
Puluhan kursi lapuk kutinggalkan,
Belum pernah bibir   guru sejarahku mengecup nama Mu
 

Perjuanganmu  terkubur di mesium rezim tirani
Ketika negeri dialiri darah
Ketika matahari  mencumbu kaki langit
Ketika penduduk negeri  pamit  ke alam lain  

Ketika nyawa ditukar dengan sigaret bermerek,
Namamu tersamar  di gagang pelatuk

Rupanya kau emas putih
Ditambangkan di bawah bumi Iskandar Muda
Lewat lorong laut Kau keluar sarang,
Bendera perjuangan kau tancapkan di atas punggung gunung
 

Bagi rumput kering
Kau ahli perang di luar medan
Sutradara hebat yang menghipnotis penonton  
Taktikmu telah merasuk  jiwa pemuda negeri
Kau tanggalkan  kemewahan  menggema seantero alam
 

Ketika lempengan bumi digesesr
Laut memuntahkan pasir, manusia bertengkar dengan maut
Merebut  tumpangan hidup   yang tertinggal

Jalan damai mulai terlihat di antara temaram  dan mega
Kau juru kunci  dalam  pelayaran panjang,
Melengkapi sisa tulisan rumpang


Ketika  kekuasaan sudah di gemgaman 

Kau dijemput malaikat bersayap
Seisi negeri merunduk layu

Riwayatmu   dihembuskan seperti legenda
Pengikutmu kini  berpuak-puak dan terkotak
Azas perjuangan yang terpatri di jiwa meleleh,
 
Riwayatmu  tak lagi melegenda

Lhokseumawe,  November  2023    
      

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun