Oleh: Mukhlis, S.Pd., M.Pd.Â
Kucoba menggores kegaduhan jiwa pada bentangan kelam
Tentang negeri dilumat prahara  di atas pulau -pulau mengapung
Tentang pengemis mengusir malam,
Karena gubug di punggung berkarat dipatri matahari
Kucoba melepas erangan jiwa
Tentang penyamun mengobrak -abrik brangkas negeri
Tentang kemunafikan para borjuis mengendap di balik jubah sulaman iblis
Tentang gerombolan  anjing di jalanan mengusung paham pemilik modal
Â
Kucoba menggores kegaduhan jiwa pada nyiur melambai di tanah persada
Suaraku terbentur meja penguasa
Lidahku dihempas kemarau politik negeri
Sayapku  patah oleh kepakan  pertama
Mata kaki kabur diguyur debu jalanan
Kucoba menggores  kegaduhan jiwa
Tentang  para pemburu keadilanÂ
Tentang si miskin menggantung batu di lambung
Tentang jamban orang pinggiran di hamparan pantai  dan sungaiÂ
Maafkan kawan...!
Penaku tinggal seujung kuku
Tintanya kerontang membayang pelangi
Menari lunglai bagai jurus mabuk di atas kabut negeri
Penyair salon terbahak-bahak di keremangan  malam
Pelacur negeri mengumbar serakah
di antara  luluh lantak penyangga negeri
Lhokseumawe, November2023
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H