Adapun prinsip yang digunakan dalam penyusunan proyek P5 meliputi, holistik, kontekstual , berpusat pada peserta didik dan eksploatif. Holistik artinya, suatu proyek yang disusun bersifat keseluruhan.konsep ini diharapkan memunculkan sebuah telaah teks secara utuh untuk memahami isu - isu yang berkembang baik berhubungan dengan dirinya dan lingkup tempat tinggal.. Selanjutnya, kontekstual artinya mendasarkan pembelajaran sesuai dengan keadaan peserta didik baik pola pikir,b trend dan keadaan geografi dimana siswa tersebut berdomisili.Â
Untuk Konsep berpusat pada diri peserta didik, penyusunan P5 harus berpusat pada kegiatan yang menggerakkan peserta didik untuk memahami, mempraktikkan dan membuat gebrakan yang sesuai dengan modul yang dirancang.Â
Dalam konsep ini guru hanya bertidak sebagai sutradara untuk menggerakkan peserta didik menjadi aktor ulung  dalam memerankan naskah pembelajaran yang sudah disiapkan.Â
Eksploratif dalam P5 dalam Kurikulum Merdeka adalah sebuah kegiatan peserta didik dalam mengeksplorasi potensi yang dimiliki. Proses eksplorasi yang diharapkan oleh guru harus betul betul menggunakan indikator dan modul pembelajaran yang tepat, sehingga peserta didik mampu  mengekplorasi bakal yang dimiliki.Â
Dilema yang Muncul dalam Penerapan Proyek P5 Â Kurikulum Merdeka
Setiap kurikulum yang diterapkan selalu menuai polemik baik dikalangan guru, ahli pendidikan, maupun masyarakat.. Polemik ini muncul karena ada sebuah usaha penilaian yang diberikan oleh orang orang yang punya perhatian khusus dalam dunia pendidikan.Â
Munculnya dilema dalam Proyek P5 dalam Kurikulum Merdeka  adalah para pelaksana pembelajaran ( guru). Sebagai pengelola, pengampu mata pelajaran di kelas hampir semua sekolah, guru mengalami dilema yang luar biasa. Hal ini dipengaruhi oleh ketidakpahaman guru terhadap Proyek P5.Â
Menurut amatan penulis, selama ini hampir semua guru yang ditugaskan mengajar pada kelas- kelas Kurikulum Merdeka selalu mengalami dilema..Ketika ditanyakan mengapa berada di luar kelas padahal ada jam mengajar P5 di kelas....! Spontan guru menjawab ". Waduh.... Saya memang betul - betul belum paham tentang P5" Jawaban ini membuat penulis bingung.. Penulis juga kurang paham apakah sosialisasi atau penyuluhan tentang  Kurikulum Merdeka belum disampaikan secara merata lewat pelatihan yang diberikan.Â
Faktor lain yang membuat guru dilema mengajar P5 dalam Kurikulum  Merdeka  adalah partisipasi guru masih kurang pada saat melakukan briefing atau rapat dengan koordinator P5 yang telah ditunjuk, sehingga mereka banyak yang tidak tahu apa tugas selanjutnya ketika masuk di kelas .Â
Hal ini sesuai dengan prinsip P5 Holistik (menyeluruh) Â artinya setiap guru yang masuk kelas hanya melanjutkan tema yang sudah dipelajari siswa.. Penulis menduga ketidakpahaman guru dan putusnya koordinasi dengan pihak pelaksana kurikulum membuat pelaksanaan P5 mengalami dilema.
Penulis adalah Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi dan Guru SMA Negeri 1 LhokseumaweÂ