Mohon tunggu...
Mukhlis
Mukhlis Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mencintaimu adalah Keharusan

11 November 2023   12:38 Diperbarui: 11 November 2023   12:52 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

  Oleh: Mukhlis, S.Pd., M.Pd. 


aku mencintaimu tidak seperti pasang  menghantam   pantai
riuh menyeru seolah   gunung  mau runtuh
aku mencintaimu  bukan laksana  petir di  musim kemarau
gemuruhnya   menjatuhkan matahari pada gantungan langit
padahal cuma gerimis membakar ilalang

aku mencintai laksana angin mengirim pesan pada ranting
adalah sulit mewujudkan mana diriku dan dirimu
setiap dentingan jantung selalu melagukan namamu
aroma  badanmu pun kukenal akrab,
 walaupun  dalam hembusan mimpi
 

ribuan kisah telah dipasakkan pada  bidang dada sebelah kanan
menjelma dalam sutera keemasan
membalut kasih mengubah rindu jadi penyiksa
dirimu tak usah bersusah mendesah kisah padaku
tanyakan bathinmu  disitu Aku menyewa lapak hidup buat selamanya

Baca juga: Rindu Menyiksa Jiwa

 
aku bukan perayu semu penawar surga semu
aku bukan lelaki romantis dalam  kata bertema cinta
menjual kepalsuan dalam bait-bait penawar duka

mencitaimu adalah keharusan
jiwa telah kugadaikan buatmu
kita adalah satu jiwa dalam dua jasad

berkelana dalam kisah menembus ruang dan waktu
sampai cerita dunia tamat

Aku mencintai laksana angin menggendong embun mengawal dalam keringnya kasih

Lhokseumawe,November,2023

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun