Jawaban dominan yang muncul dari pertanyaan dari mana mereka mendapatkan informasi tentang pemilihan umum tentang capres dan cawapres tahun 2024.Â
Jawabannya adalah media informasi dalam bentuk aplikasi sosial yang menjadi tempat mereka berbagi dan menerima informasi baik sesama komunitas, maupun dengan masyarakat umum
Media tersebut berupa Instagram, Tiktok, Twiter, Facebook, dan  YouTube. Menurut mereka di media tersebut cukup banyak informasi tentang calon yang menjadi idola.Â
Kemudian penulis mencoba menyela dengan beberapa pertanyaan diantaranya, bukankah di media sosial seperti itu banyak informasi yang berbau hoaks dan tidak sehat untuk kesehatan jiwa. Mereka menjawab dengan lantang, bukankah setiap berita atau informasi yang diberikan di media tersebut harus kita evaluasi kebenarannya.
Menurut mereka ada juga berita-berita hoaks yang bersilewera di media sosial. Namun setiap pembaca, penikmat atau penonton membutuhkan sikap tabayyun terhadap kebenaran konten yang disebarkan. Semua informasi tentang calon presiden dan cawapres lebih mudah didapat di media sosial. Apalagi semua tim kampanye para capres dan cawapres mempunyai akun media sosial untuk menyampaikan perkembangan informasi terhadap pasangan calon yang akan dimenangkan.
Bahkan menurut pengakuan mereka, rata-rata mereka telah menjadi followers dari akun tim pemenangan pemilu. Dari sanalah segala informasi tentang calon presiden idola dapat diketahui. Setiap informasi yang disajikan di akun tersebut menjadi referensi dalam menentukan sikap sebagai pemilih pemula.
Simpulan:
Berdasarkan jawaban yang diberikan pada konteks di atas serta analisis yang dilakukan secara sederhana menghasilkan beberapa pikiran baru tentang persepsi pemilih pemula bagi capres dan cawapres pada tahun 2024. Apa yang dipikirkan secara umum tentang sikap pemilih pemula terhadap capres dan cawapres sangat berbeda.
Meraka ternyata lebih peka terhadap perubahan yang terjadi di negeri ini. Diam-diam dalam kesederhanaan berpikir, mereka punya rasa simpati dan empati terhadap pemilihan presiden tahun 2024. Intinya mereka sebagai generasi Z yang akan yang mengisi pembangunan pada tahun keemasan Indonesia tetap optimis untuk kemajuan bangsa
Penulis adalah Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi dan Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H