Oleh: Mukhlis, S.Pd., M.PdÂ
Setiap karya sastra secara  selalu mengandung amanat . Amanat dalam karya sastra dapat berupa suatu penafsiran atau pemikiran tentang kehidupan.  Masalah yang ada kehidupan kadangkala diangkat suatu ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca.Â
Jika setiap permasalahan yang diajukan oleh pengarang pada akhirnya selalu diberi jalan keluar. Jalan keluar atau solusi yang diberikan oleh pengarang itulah yang disebut dengan amanat.Â
Amanat dalam sebuah karya sastra ditanggapi secara beragam oleh para ahli sastra. Dalam hal ini  Kosasih (2001:174)  mengemukakan  "Amanat merupakan suatu pesan yang disampaikan pengarang  dalam karya sastra.Â
Pengarang mengungkapkan soslusi atau alternatif jawaban sebagai pemecahann terhadap tema yang disajikakannya. Pesan-pesan tersebut dihadirkan  dalam ungkapan yang tersembunyi .Ia menyampaikan pesan-pesan itu melalui ungkapan yang sangat halus sehingga tidak menimbulkan kesan menggurui, vulgar, ataupun sok tahu.
Setiap amanat yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembaca selalu  melalui  rentetan peristiwa. Kronologis peristiwa disusun secara sistematis dan mengandung nilai, baik dan buruk serta risiko yang diterima oleh pelaku cerita akibat dari rentetan tersebut.Â
Melalui efek yang ditimbullkan dari rentetan sebuah peristiwa, maka pembaca dapat menarik sendiri apa sebenarnya amanat yang disampaikan dari cerpen yang dibaca.
 Selain itu, ada juga model pengungkapan pesan yang dilakukan oleh pengarang, yaitu melalui ungkapan-ungkapan yang memaknai bahwa ungkapan tersebut adalah pesan yang disampaikan oleh seorang pengarang.
Amanat dalam sebuah karya sastra berada secara implisit dan eksplisit. Implisit, jika  jalan keluar atau ajaran moral disiratkan pada tingkah laku tokoh pada saat cerita itu berakhir.Â
Sedangkan  secara ekplisit adalah  jika pengarang pada  bagian tengah atau bagian akhir cerita menyampaikan himbauan, nasihat, peringatan dan larangan yang berkenaan dengan gagasan dalam cerita yang dibawakan.Â
Simpulan :