Mohon tunggu...
Muklis Puna
Muklis Puna Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dongeng Penguasa

5 November 2023   19:41 Diperbarui: 5 November 2023   19:41 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Sumber gambar: Pixabay


 Oleh: Mukhlis, S.Pd., M.Pd.

kawan malam ini sebelum lelap dan
mendengkur 

mari dengarkan dongeng penguasa negeri
awasi alam bawah sadar jangan sampai pulas membelai mesra hingga iler mencetak pulau pulau baru di bantal


di zaman baheula negeri antah berantah para penguasa berkampanye
mulut nya berbusa menyodor janji jika terpilih
lidahnya menjulur maju- mundur disulut dendam
geraham kebas menebas lawan


trik mengentaskan kemiskinan disampaikan dengan lugas
mutu pendidikan diangkat dalam sekejap
harga barang diselorotkan tak masuk akal
pengangguran diberi kerja tapi dikerjai
pegawai honor diangkat dalam sekejap tapi sk pengangkatan tak  berstempel
subsidi dicabut diganti berbagai kartu

kawan...!

jangan mendengkur kawan! 

dongeng  belum selesai...
bahan bakar diturunkan dari kapal, tapi harga tak turun

gabah petani lokal di utamakan tapi beras asing masuk lewat teluk-teluk illegal rumah --rumah duafa dibangun dimana-mana
tapi  di ibukota di buldozer, besi merayap mengunyah rumah- rumah si miskin

 kawan...!

jangan mendengkur kawan dongeng  masih berlanjut!

seminar -seminar pembagunan di dendangkan di meja meja kampus
pedagang kaki lima diburu beramai-ramai dianggap perusak taman kota

kawan ....!
bangun kawan... sebentar lagi ceritanya tamat
garuda mulai meredup tergerus pulau pulau luar
kukunya tak lagi mencengkram nusantara
suaranya tak lagi memekik hebat  
kepakan sayapnya tak lagi menggetarkan dunia
Dadanya tak lagi membusungkan falsafah negeri..

kawan..... !

topang bola matamu
sedikit lagi dongeng ini selesai


pemberantasan korupsi digalakkan
namun  setiap  desiran angin ada saja pejabat jadi tersangka
KPK   dilemahkan  secara jamaah
karena para pejabat berdesak-desak pakai seragam oranye


kawan....
masih terdengarkah suara  Aku walaupun agak sayup
tidurlah kawan cerita  sudah tamat

semoga jadi pengantar tidur
ingat besok di hulu subuh
jangan disebarkan cerita ini ya
ini hanya pengantar tidur

Lhokseumawe, November 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun