Oleh : Mukhlis, S.Pd, M.Pd.
Angin barat berteriak menampar  telinga
 Cahaya memantulkan kebohongan di ubun-ubun
Pantai di bibirmu meludahkan  riak kecil mengusung kecurigaan
Semalaman  Kau sulam cerita selama satu purnama
Tiba-tiba igauanmu terpeleset di luar alurÂ
Sendiri kuusung keresahan, hingga subuh kulangkahi tanpa beban
Lubang kebohongan menganga  menerkam cemburu menderu
Kulihat  bola matamu  tak selaras dengan jiwa
Jidatmu berkerut, Â ruang dada memberontak pada diksi rekayasa
Kau coba iringi dengan musik kemesraan biar lirikmu tak menebus saraf