Mohon tunggu...
Muklis Puna
Muklis Puna Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lautan Maya Menguap Dusta

2 November 2023   16:33 Diperbarui: 2 November 2023   16:37 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Mukhlis, S.Pd., M.Pd.

Aksara maya  berpolusi dalam  ilusi
Makna menyemburkan dusta
Pusaran  goresan pasang purnama
Laut diksi tak seteduh samudera
Bintang timur menghadang laju gelombang
Perahu  makna dihantam badai

Kawan...
Laut maya mengeram durja
Riak   menyebar  jaring kematian
Teluk digerus
Pantai dikikis
Erosi kritik  mengikis semangat
Hiu putih  hembuskan buih

Kawan....
Kau adalah teri  di  genangan garam
Jika tetesan pena mengental dengan jiwa
Pecundang maya meratap dalam duka
Jangan melompat dari perahu   karya

Kawan....
Jinakkan ujung penamu
Tebas kokohnya karang
Biarkan camar menyulap langit
Menari dalam dua tiga kepakan
Kalau batinmu mengerang
Ombak garang surut ditelan bulan
Bercanda Lah dengan mata angin
Biar belangmu tersapu butiran embun

Kawan ...!
Raut ujung penamu
Keluarkan di saku mantera
Tancapkan dalam gumpalan buih
Rapihkan bait mu  di muka laut nan garang
Tapi jangan  kau tumpahkan  garam di samudera diksi
Elang pemangsa akan mengupas darah di wajahmu.

Lhokseumawe, November 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun